Sunday, November 30, 2008

Bakso Pak Djo

Beberapa minggu terakhir ini, setiap habis fitness (kalo gak kemalaman) sejam kemudian aku pasti sudah mampir di bakso Pak Djo di depan Bioskop di Tunjungan Plasa.
Gimana mau kurus coba.....
Habis fitness makan bakso.
Gak ngefek deh kalori yang terbuang saat kardio.

Sejak di bilangi sama Cipto dan mencobanya, aku langsung tergila-gila. Dasar aku doyan bakso, maka dengan mudahnya cara makan bakso baru ala pak Djo sangat merasuk aku.

Bakso Pak Djo ini adalah salah satu bakso yang cukup terkenal dikota Surabaya. Lokasinya di dekat SMA Petra Manyar. Sejak aku sekolah, sering makan disana terutama saat akan pratikum.
Bakso ini juga ada di Pujasera di Galaxy Mal.

Kalo bakso tanpa kuah hanya ada di Tunjungan Plaza dan Galaxy Mal, tepatnya di depan bioskop 21. Dimakan dalam wadah plastik tanpa kuah dengan bumbu diatasnya. Ada 3 macam bumbu: original, manis pedas dan BBQ.
Kita bisa memilih antara: Siomay, bakso halus maupun kasar, tahu dan gorengan. Oh ya ada bakso telur juga loh.
Awalnya aku selalu beli 2 bakso halus, 2 siomay dan 1 tahu dengan saus original yaitu kecap manis, saus tomat dan sambal. Dan diatasnya ditaburi bawang goreng. Makannya dengan tusukan dari bambu (seperti tusuk sate).
Makannya sambil jalan. he...he. Disana tidak disediakan tempat duduk sih.
Tapi sekarang, aku ganti dengan 2 siomay, 2 tahu dan 1 gorengan. alasannya sih cuma mau mengurangi daging merah. Gak masuk akal ya...
Harganya 1 porsi ( 5 biji) Rp 10.000. Sedangkan bakso telurnya Rp 5.000/biji.

Kyoho Grape

Senin lalu aku ditelpon Pak Candra, Manager Ranch Market Surabaya yang mengabarkan kalo ada varian grape yang uenakkk.... dan cuma datang 10 pak saja.
Well, karena tertarik dan yakin kalo Pak Candra bilang uenakk pasti uenakk...
So, aku bilang tolong disimpankan 1 untuk aku dan akan aku ambil Selasa atau Rabu.

So, pada hari Rabu setelah selesaikan sedikit urusan dikawasan Dharmahusada, aku langsung meluncur ke Ranch Market di Galaxy Mal. Sesampai disana, aku langsung menuju rak buah dan mencari anak buah Pak candra untuk meminta pesananku. Sambil menunggu, aku sekalian beli beberapa buah lain yang memang bagus-bagus disana.
Tak lama kemudian salah satu anak buahnya memberikan Grape itu dan alamakk... sudah dibungkus plastik dan rapi jali. Kecil juga nih anggur.... Dalam bungkusan itu cuma setangkai aja. Astaga... dikit amat ya.

Setelah bayar, aku sempat berpikir kenapa ya kok kali ini belanjaanku mahal banget. Biasanya gak semahal ini, so sambil berpikir aku jalan meninggalkan area supermarket menuju mobil. Terlintas sih masalah USD uang menggila akhir2 ini. Apa karena USD yang lagi mahal ya?
Minggu lalu aja gak habis sekian ratus ribu.. Duh....
So, sesampai di mobil aku langsung melihat struknya dan nampaknya sih normal saja kecuali 1 item yang tertulis Rp 175.000,-. Apa ya gerangan itu.. Ternyata oh.. ternyata yang membuat aku terkejut, terhenyak dan shock.. whateverlah.. adalah di Grape itu.

Rencana mampir kerumah untuk menaruh buah itu tapi karena terburu-buru balik kantor, so aku putuskan langsung ke kantor aja. Sepulang dari kantor aku lupa kalo sempat belanja buah.. Gibolan bangetssss....
Malamnya saat buka kulkas, teringatlah aku kalo aku habis belanja Grape yang alamak muahalll...
Tanpa buang waktu, langsung kubuka bungkusnya dan dicuci.

Saat disajikan asisten, aku melihat dengan takjub anggur ini. Kulihat dengan teliti dan amati dengan cermat. Penampilannya sih seperti anggur biasa. Ukuran per buahnya cukup besar seperti anggur Red Globe. Warnanya agak tua mendekati kehitaman.
Saat kugigit, terasa agak sepat dibagian kulitnya dan daging buahnya sangat uenakkk...
Manis dan juicy. Butir kedua kuambil dan langsung hap... masuk semuanya. Pelan2 kukunyah, ternyata antara kulit dan dagingnya sangat mudah terpisah. Jadi saat mengunyah anggur itu, tanpa dikupas, didalam mulut bisa terpisah sendiri. So, aku buang aja kulitnya yg sepat itu dan nikmati daging buahnya.
Butir ketiga, terasa sedikit beralkohol. Cuma aku heran, apa akibat berada didalam mobil yang terlalu lama atau memang seperti itu. Whatever lah.. anggap aja minum wine he..he...
Cuma aku agak menyesal dikit kenapa ya kok gak mampir rumah untuk turunkan anggur itu sehingga bisa tahu rasa sebenarnya.

Tadi pagi pak Candra sms dan nanya gimana rasanya anggur Kyoho itu. Aku bilang ueanakk...
Cuma harganya yg gak enak.
Kata pak Candra Kyoho Grape itu adalah the best and the most expensive grape in the world.
Oh ya, anggur itu cuma bisa ditemukan di Jepang dan termasuk jenis yang langka.
Dan aku termasuk salah satu dari 10 pelanggan Ranch Market yang cukup beruntung yang bisa mencicipi anggur itu.
Well, apakah perlu bangga atau sedihh...
Bangga karena bisa mencicipinya, sedih karena melanggar tekad untuk mengurangi beli produk impor dalam rangka mengurangi dampak global warming (dari BBM).

Thanks to Pak Candra, Ranch Market Surabaya atas informasinya dan atas kebaikannya untuk menyimpan 1 untuk aku.


NB: masih menunggu kedatangan strawberry Korea yang uenakk dan manis.. di Ranch Market.

Sunday, November 9, 2008

Honeymoon Dessert @ TP IV

Saat melihat nama tempatnya aku jadi tertarik untuk mencoba.
Akhirnya niat itu terlaksana juga pada hari Jumat kemarin.

Sesuai dengan namanya menunya adalah macam-macam dessert yang tampak menggugah selera. Ada juga duriannya loh.
Setelah berlama-lama memilih dan bertanya sama waiternya, kami memilih ketan hitam dengan mangga (duhh apa ya namanya), buah campur dengan saus kelapa (santan kali ya) dan ronde dengan juice almond. Lupa semua nama menunya. Tidak kucatat sih.

Ok yang pertama adalah ketan hitam dengan irisan mangga + saus vanila (rasanya ada santannya juga). Mangganya enak dan manis (he...he...). ketan hitamnya lumayan lah. Cuma sausnya yg kurang enak.

Menu kedua adalah campuran buah (lagi2 ada mangga), melon, dll + saus kelapa (menurut aku sih santan namanya). yg ini rasanya biasa saja.

Menu ketiga adalah ronde dengan juice almond. Rondenya hambar tapi isi kacangnya sangat manis. Harusnya sih pas tapi entah kenapa terasa hambarnya. Apakah karena isi kacangnya yg sangat kecil sedangkan tepungnya lebih banyak sehingga saat digigit yang sangat terasa adalah hambarnya rasa tepungnya. Juice almondnya biasa saja.

Overall tidak terlalu istimewa. Dengan harga yang dipatok, rasanya kami tidak mau kembali lagi. Entah gimana rasa duriannya. Hanya saja aku malas untuk kembali untuk sekedar mencicipi durian disana.

Hal ini berbeda dengan kedai dessert yang aku coba di Hong Kong. Honeymoon dessert juga ada lho di HongKong. Aku baru ingat ternyata yg aku makan di Hong Kong bukan honeymoon dessert tapi yang lainnya. Sayang aku lupa namanya. Yang pasti adalah di Causeway Bay dan persis didepan WTC. Disini dessert terutama duriannya sangat enak dan membuat aku ketagihan untuk makan disana. Nyam..nyam...nyam....

Thursday, November 6, 2008

Mongolian Restaurant @ Supermal, Surabaya

Kemarin aku benar-benar jenuh dengan makanan di CITO (sebelah kantor). Hampir tiap hari lunck ku berasal dari sana (bukan aku yg kesana tapi titip beli, he...he...). So, kemarin siang aku niat kabur dan cari alternatif lain. So, aku bikin janji untuk lunch bareng ama Cipto di PTC.
Karena masih agak flu, aku berniat makan sesuatu yg hangat dan berkuah. Niat awal sih mau makan udon di Oba Japanese Restaurant di PTC. Tapi berhubung pas lewat dan aku lihat ada restaurant baru, maka aku berniat mencobanya.

Setelah mampir ke Tokonya Cipto, kami langsung kesana. Tempatnya lumayan luas dan berada pas di depan dan bersebelahan dengan Dapur Hotplate dan satu deret dengan Oba. Di promosinya katanya the first Mongolian Restaurant in Indonesia. Benar gak ya????

Pas kami kesana, banyak tempat yang kosong (cuma 1 yg terisi + meja kami). Mejanya lumayan banyak, ada indoor dan outdoor. Berhubung siang hari dan kami tergolong non smoker, maka kami milih duduk didalam ruangan yg ber AC. he..he.. Kamipun memilih duduk di sofa. Yang bikin aku geleng kepala adalah mejanya yg berbentuk kotak yang sama sisi (bujur sangkar kali ya) dan jauhhh kalo duduk berhadapan.
Oh ya nama lengkapnya adalah Mongolian Restaurant Dip Soup. Sesuai dengan namanya menu disana berbentuk soup yang diberi macam-macam isi (seperti Shabu-shabu ala Jepang atau Suki ala Thai). Cuma disini soupnya ada 6 macam. Ada vegetable soup, flower soup, spicy soup, ginseng soup ( dan lupa). Isinya banyak antara lain: daging sapi, gindara, hipio, cumi-cumi, crab stick, haisom, jamur-jamuran dll. Selain soup juga ada menu BBQ (mirip yakiniku). Karena aku masih agak flu maka kami memilih hidangan yang set dengan spicy soup. Isinya: udang, beef, crab stick, tahu, suun, jamur2an, bakso sapi, bakso ikan, hipio, haisom ( ehmmm apa lagi ya??)

Saat dihidangkan, aku bingung karena pancinya benar2 kecil dan padat berisi. Setelah mendidih, aku mencoba kuahnya. Sesendok kuambil dan kutaruh di mangkuk kecilnya. Warnya merah (seperti soup Tom Yam), dan rasanya agak pedas dan terasa berempah seperti kari. Awalnya aku sempat merasa agak gimana gitu karena kari adalah salah satu makanan yang tidak aku sukai. Tapi kemudian rasa karinya jadi hilang.
Sesuap demi sesuap kami coba dan tersa enak juga. Hangat dan sedikit pedas. Kami juga diberi saus. Ada 2 macam saus yaitu pedas dan tidak pedas. Aku milih yg tidak pedas dan Cipto yg pedas. Sausnya sendiri berisi cincangan bawang putih goreng dan entah apa lagi. Kayaknya sih ada minyaknya. Rasanya??? Entahlah karena luput aku coba. Soalnya keasikan sama makanannya. Perlahan tapi pasti menu yang tersaji berpindah keperut kami masing-masing. Yang tersisi hanya noodlenya saja. Pas untuk berdua dan lumayan enak.

Kapan-kapan mau coba lagi dengan rasa soup yg berbeda. Harganya menurut aku lumayanlah (mirip dengan suki). Kemarin sih masih diskon 50%. Lumayan kan.
Cuma masih sepi (entah kalo pas malam atau weekend).

Wednesday, October 8, 2008

Thailand Tour - Singapore (last day)

Hmmm.... Pagi ini adalah pagi terakhir ada morning call. Dan acara hari ini adalah bebas.

Habis sarapan, aku sempatkan jalan ke Border (toko buku) di pojokan antara Orchard Road yang terkenal dan Scott Road. Jarak tempuh kesana dari Orchard Hotel adalah sekitar 10 menit dengan kendaraan alam alias jalan kaki. Cukup dekat.

Tujuan utama kesana adalah mencari buku "1000 places to see before you die". Dulu aku sempat lihat buku itu di Kinokuniya Singapore maupun Jakarta. Tapi gak beli karena tebal dan berat. Sekarang rasanya aku membutuhkannya karena aku penasaran mana saja tempat yang perlu aku lihat terutama di Indonesia. Rasanya kok kebangetan ya gak pernah pergi tempat yang harus dilihat dinegara sendiri.
Well, ternyata buku yang mirip itu ada banyak sekali. Ada juga buku tentang 500 island to see before you die. Jadi bingung juga. Tapi aku putuskan untuk beli pilihan awal saja.
Oh ya, Border ini adalah toko buku yang cukup besar dengan pilihan buku yang sangat banyak. Aku suka kesini dan melihat buku-buku. Banyak macamnya dan sangat bagus. Tapi jika mau mencari buku bacaan untuk anak-anak, lebih banyak di Kinokuniya di Ngee Ann City (samping Takashimaya). Letaknya juga di Orchard Road. Dulunya ada lagi satu toko buku yaitu Populer tapi sudah tutup beberapa tahun yang lalu. Kinokuniya ada juga di Jakarta yaitu di Plaza Senayan dan Plaza Indonesia. Dulunya di Surabaya juga ada tapi super kecil dan sekarang sudah tutup.
Well, saat aku mencari buku tentang kesehatan, masak memasak (duhhh padahal gak bisa masak), diet dll, aku mencarinya di Border. Di kinokuniya juga ada tapi pilihannya lebih banyak di Border dan tempatnya juga nyaman. Capek berdiri bisa duduk dibangku yang disediakan atau duduk dilantai. Aku pernah sih membandingkan buku yang akan kubeli dengan cara duduk dilantai. Maunya sih beli semua buku tapi apa daya tidak bisa beli banyak karena terbatas dengan timbangan bagasi.

Selesai beli buku aku balik hotel untuk siap-siap mudik. Untunglah secara group tidak over weight malah ada kelebihan 15 kg. Padahal petugas daratnya sadis banget. Pas 20 kg / org, tidak boleh lebih. He...he....

Tak terasa sudah 9 hari meninggalkan rumah dan negara tercinta. Berpisah dengan teman baru.

Rasanya gimana gitu memikirkan besok harus kerja lagi setelah sekian hari libur. Yah namanya hidup. Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk kerja. Ada waktu untuk libur. He...he...


NOTE: untuk belanja ternyata lebih murah di Bangkok. Makanan juga murah dan enak-enak. sayangnya tidak sempat mencicipi makanan di pinggir jalan yang konon enak dan murah. Buahnya juga enak dan murah. Begitu pula dengan snack seperti jenis-jenis keripik cumi, dendeng cumi dll.

Sent from my BlackBerry® wireless device

Monday, October 6, 2008

Thailand Tour - Singapore ( Day 8 )

Pagi ini dimulai dengan salah lihat jam. Berhubung gelap, aku lihat jam di HP ku. Aahhh masih pagi. Aku lupa bahwa jam di Singapore lebih cepat 1 jam. Maka setelah mandi, aku ditelpon sama teman seperjalanan karena kami janjian mau pergi ke China Town dan Bugis Village. Cuma gak janjian jamnya berapa.
Ternyata mereka sudah selesai breakfast. Dan aku bilang untuk pergi duluan dan aku nyusul saja.

Lalu aku breakfast deh. Menunya hampir sama dengan yang di Thailand. Standard hotel deh. Sudah mulai bosan nihhh....

Saat lagi makan, ternyata mereka balik dan nunggu aku. Akhirnya kami berempat pergi ke China Town naik taxi. Habisnya sekitar SGD 7. Tiba disana 09.45 dan masih banyak yang tutup. Akhirnya muter-muter aja. Disana tidak terlalu lama, dari sana kami jalan ke Central Plaza. Mal yang baru dan masih sepi. Cuma disini banyak makanannya.


Aku mencoba udon yang konon enak di WAKARU Japanese Restaurant. Disini ada banyak jenis udon dengan variasi yang berbeda. Ada creamy udon juga lho. Pesanan teman: creamy scallop udon. Rasanya hmmmm.... Uenakkkk bangetssss deh. TOP deh. Unik sih. Rasanya creamy dan udonnya kenyal.

Hanya saja saat menghidangkannya, aku sangat shock karena dihidangkan dalam mangkuk yang super besar (mirip wastafel mini).


Kalo aku sih coba nabeyaki udon. Mau bedakan rasanya dengan yg aku makan di Hotel Mulia. Enak mana gitu lho. Ternyata sama enaknya. Harganya SGD 14. Lebih murah daripada di Hotel Mulia.

Kedua udon tersebut layak dicoba. Oh ya, konon di Jakarta tepatnya di EX plaza sudah dibuka tapi bukan yang Wakaru Japanese tapi Wakaru Japanese and pasta restauran. Wakaru di Singapore ada 2 juga yaitu yg murni Japanese food dan yang satunya lagi yang ada pastanya. Nah yang kami datangi adalah yang pure Japanese nya.

Selesai makan, kami segera naik taxi nenuju Bugis Village dan Bugis Junction. Di Bugis Village, terkenal dengan barang-barang unik dan kebanyakan sih buat anak ABG. Harganyapun lebih murah dan bisa nawar. Cuma nawarnya gak terlalu banyak paling banter sekitar 5-10%. Tempatnya sih seperti kios-kios dan panas karena tanpa AC. Luas dan banyak gang-gangnya. Rame banget deh disana.
Kalo di Bugis Junction lebih mirip mal dengan AC yang dingin. Luas juga sih. Yang jelas harganya lebih murah dikit jika dibandingkan dengan di Orchard.
Di Orchard Road kebanyakan barang branded.

SENTOSA ISLAND
Sore hari kami rombongan jalan sendiri ke Sentosa Island naik monorail dari Vivo City untuk lihat Song of the Sea. Tiket monorail + tiket masuk nonton Song of the sea adalah SGD 11.
Pertunjukannya di tepi laut. Letaknya persis di samping turun dari stasiun monorail. Sangat dekat. Bisa menampung banyak orang. Duduknya di tribun seperti nonton bola di stadion. Pertunjukkannya tentang bagaimana mengeluarkan Princess Ami dengan nyanyian. Bagus banget. Ceritanya sih tidak terlalu panjang. Pendek saja sekitar hampir sejam. Yang bagus adalah permainan sinar laser dan air. Bisa menimbulkan karakter dan bergerak. Juga ada api yang tiba-tiba muncul. Panas dan banyak. Namun masih dalam jarak yang aman dengan bangku penonton. Juga ada kembang api yang bagus. Overall, bagus untuk anak-anak.

Note:
Perlu antri yg sangat panjang jika mau taxi. Apalagi jika bersamaan dengan jam pulang pengunjung. Lebih baik naik MRT walaupun jalannya lumayan jauh. Hitung-hitung buang kalori.

FOOD REPUBLIK
Kami makan malam di Food Republik semacam pujasera kalau di Indonesia. Banyak macamnya. Ada makanan korea, dimsum, nasi hainan, rojak, dan lain-lain. Yg enak adalah roti gorengnya.
Aku sih makan nasi hainan (rasanya biasa saja) dan rojak (lihat tulisan tentang rojak diblog ini).



Sent from my BlackBerry® wireless device

Saturday, October 4, 2008

Thailand Tour - Bangkok (Day 7)

Hari ini diset sebagai acara bebas. Maka aku sengaja bangun siang setelah beberapa hari tidur malam terus dan capek.
Setelah breakfast, aku nikmati suasana kota Bangkok dari lantai 77 hotel Baiyoke Sky. Disini ada kendaraan kuno, kereta ricksaw (duh gimana ya nulisnya), deretan gajah, lukisan tentang budaya Thailand, rumah penduduk sana dll. Selain itu juga ada maket bangunan dan teleskop di 4 arah mata angin untuk melihat kota Thailand secara keseluruhan.

Puas nonton, aku segera ke Lobby untuk kumpul dengan rombongan yang lain pergi ke Siam Paragon. Konon malnya adalah mal terbesar di Asia Tenggara. Benar atau tidaknya, aku belum membuktikan karena acara kesana batal. Hujan deras. Macet. Taxi gak ada yang mau kesana. Sedangkan mobil hotel baru bisa antar jam 1 siang. Sedangkan kami harus balik hotel jam 4 sore untuk ke Airport. Akhirnya kami batal kesana dan jalan-jalan di mal depan hotel. Malnya sih lumayan besar seperti di Pasar Atum (tapi hanya ditahap 1 dan 2 saja loh) dan cuma 2 lantai saja. Disini kami langsung menuju ke food centre untuk cari makan siang. Menu pilihannya tidak terlalu banyak. Aku hanya beli ketan durian (disini lebih mahal yaitu 50 Bath tapi duriannya lebih banyak) dan Tom Yam Noodle. Keduanya sebagai makanan penutup selama di Thailand yang khas Thailand. Mie nya biasa saja. No comment lah.
Ketan duriannya enak dan duriannya luar biasa. He...he...
Habis makan jalan-jalan sebentar.
Belanja disini lebih murah jika beli min 3 potong. Bisa turun hingga 50 bath. Maka kami belinya gabung dengan peserta lain yang kebetulan suka baju yang sama. Oh ya harga baju disini untuk baju yg sama disini harganya 300 bath atau hampir Rp 90.000. Sedangkan di Hong Kong sekitar Rp. 120.000. Dan katanya peserta yang lain, di Bali sekitar Rp 200.000. So, lebih murah di Thailand.
Capek belanja dan dengan persediaan uang Bath yg menipis, aku akhiri acara belanja dan balik hotel. Ternyata peserta yg lain sudah kembali dan duduk santai di lobby.

Sekitar pukul 4.30 kami tinggalkan hotel menuju airport. Sekitar pukul 6.00 seluruh boarding pass dan baggage tag sudah ditangan masing-masing. Saat mengucapkan selamat berpisah pada Anusak. Lokal guide selama di Thailand. Orangnya lucu dan baik. Dia bersedia mengantar aku ke Hard Rock baik di Pattaya maupun di Bangkok. Juga dia mau antar peserta lain untuk melihat Thai Girl Show walaupun dia juga penat dan capek. Ceritanya lucu dan suka menyanyi lagu Indonesia. Sering usil dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang salah untuk kemudian kami perbaiki. Thanks a lot to Anusak. Cerita tentang Thailand sangat berguna dan membantu dalam penulisan blog ini. Tanpa ceritanya tulisan ini garing dan tidak ada tambahan wawasan tentang Thailand.

Sayonara. Selamat tinggal. Good Bye. Cai cien to Thailand and welcome to Singapore.


SINGAPORE

Sekitar pukul 22.30 kami keluar dari airport menuju Orchard Hotel di dekat Orchard Road yang terkenal. Tiba dihotel dan dapat kunci, sudah pukul 24.00. Capek, ngantuk bercampur jadi satu. Maka apapun yang dikatakan Lokal guide di sini tidak masuk telingaku. Yg aku tahu cuma besok acara bebas.
So.....

Well, rasanya tidak ada yang dapat aku tuliskan disini karena tidak tahu apa yang harus kutulis selain rasa capek dan sedikit kecewa dengan pengaturan jadwal dari travel yang aku ikuti.




Sent from my BlackBerry® wireless device

Thailand Tour - Bangkok ( day 6 )

Tepat jam 6 pagi, alarm berbunyi. Langsung tanpa basa basi aku ke kamar mandi karena tour berangkat jam 8 pagi. Acara hari ini adalah keliling kota Bangkok + shopping.

Naik bus kami menuju Istana Raja (ROYAL PALACE). Berbeda dengan di Jepang dimana istana raja tidak boleh dimasuki, sedangkan di Thailand dibuka untuk turis. Kompleks istana yang lama dibangun sejak Thailand menang perang yaitu Raja yang pertama tahun 1782. Namun istana dibangun kembali sejak Raja Thailand ke 5. Karena Beliau pernah tinggal di Eropa sewaktu mudanya, maka bentuk istananya adalah perpaduan antara bentuk bangunan Thailand dan Eropa. Sangat indah dan unik. Ada bagian tertentu yang full dengan budaya Thailand terutama pada kuilnya. Sedangkan tempat tinggal Raja sendiri berbentuk seperti layaknya istana di Eropa. Namun sekarang Raja (telah berusia 82 tahun) dan Ratu tidak tinggal disini. Mereka tinggal di Istana yang lain yang sangat luas dan dikelilingi oleh tanaman seperti layaknya kebun raya. Oh ya, Raja sangat menyukai tanaman sehingga pertanian Thailand berkat Rajanya (terutama di wilayah Utara dimana dulunya miskin dan kemudian berangsur lebih makmur berkat kemajuan pertanian yang digagas oles sang Raja. Karena itu tidaklah heran jika rakyatnya sangat mencintai, mengagungkan dan menghormati.



Kemudian bangunan lain ada yang bangunannya model Eropa sedangkan atapnya model Thailand. Sangat unik dan menarik namun sedap dipandang dan indah. Disinilah disemayamkan abu jenasah Raja kelima.


Kuilnya sangat indah. Bertahtakan permata dan berlapiskan emas. Ada juga stupa yang terbuat dari emas murni. Benar-benar dari emas. Kuil ini merupakan tempat sembahyang Raja dan Ratu. Di dalam kuil (sayang tidak boleh difoto) banyak ukiran dan gambar dari semasa hidupnya Sang Budha. Sangat indah. Didalamnya ada patung Budha yang terbuat dari batu giok dan uniknya patung tersebut diberi baju yang berlapiskan emas permata. Ada 3 macam baju yaitu baju musim panas, musim dingin dan musin hujan yang modelnya berbeda. Sekali lagi sayang tidak bisa difoto.

Keluar dari Istana, tepat didepannya ada bangunan baru yang berarsitekturkan khas Thailand sedang kebut dibangun. Targetnya adalah tanggal 17 November. Ada apa dengan tanggal 17 November?? Ternyata pada tanggal itu adalah saat pembakaran jenasah kakak wanita Raja Thailand yang sekarang ini. Beliau juga adalah kakak dari alm Raja sebelumnya yang meninggal saat umur 19 tahun. Bangunannya sangat besar dan letaknya ditanah lapang. Setelah proses pembakaran selesai, bangunan tersebut dimusnahkan. Rasanya kok sayang ya bangunan bagus-bagus terus dimusnahkan.
But, mungkin itu adatnya.
Dimana-mana banyak dipasang foto beliau. Karena rakyat Thailand sangat bangga dan hormat pada keluarga kerajaan. Masih terlihat cantik.

Lepas dari sana, kami jalan kaki untuk naik boat keliling kota di sungai CHAO PRAYA. Sungainya sangat besar dan arusnya deras seperti di Kalimantan. Bingung juga ya, kenapa kok bisa berombak. Apa karena pengaruh angin atau apa. Atau karena perahu boat tiap hari lalu lalang sehingga menimbulkan riak disana. Kedalaman sungai tersebut sekitar 30m. Dikiri kanan sungai dapat dilihat kompleks Istana, kuil Dewi Kwin Im (disini kita dapat memberi makan ikan patin yang hidup disungai. Dan ikannya sangat besar). Ada juga universitas dll. Juga rumah penduduk dari yang bagus hingga yang agak kumuh. Selain itu ada gudang penyimpanan perahu kerajaan dan sekarang dijadikan musium.
Beberapa tahun yg lalu disekitar sungai banyak pedagang yang berjualan dengan menggunakan perahu atau lebih dikenal dengan nama floating market atau pasar terapung. Persis di Kalimantan. Namun sekarang sudah tidak lagi karena sungainya mulai menghitam dan berbau. Sayang sekali. Akibat kemajuan industri dan modernisasi, air sungai menjadi korban.

Dari sana kami berhenti di kuil WAT ARUN. Kuil yang terkenal di Thailand. Cuma kami tidak naik sampai ke atasnya. Hanya dibawah saja. Tangganya tinggi dan sangat panas. Aku sudah hampir pingsan karena tidak tahan dengan udara yang panas. So kami masuk ke areal orang berjualan souvenir khas Thailand. Setelah beli beberapa barang terutama magnetik untuk koleksi, kami keluar. Diluar kompleks ada juga yg berdagang. Harganya???
Ternyata lebih murah. Jika magnetik di dalam 6 bijinya 350 bath. Didepan ada yg 5 bijinya 250 bath. Eh gak taunya tak jauh dari sana 3 biji seharga 100 bath. Duhhhh sakit hati deh. So, aku langsung aja bilang ama yg lain untuk belanja di depan. Kasihan pedagang yang diluar kompleks harus nunggu limpahan dari yang di dalam kompleks. Barang yg sama tapi lebih murah.

Ok. Dari sana berperahu untuk terakhir kalinya dan tidak sampai 5 menit, kami tiba di di kuil tempat patung Budha tidur atau RECLINING BUDDHA yang sangat besar. Setelah copot sepatu, kami masuk dan melihat patung Reclining Budha yang juga merupakan patung terbesar didunia. Ada juga sih yang terbesar juga, letaknya di Myanmar. Cuma aku lupa lebih besar mana antara yang di Myanmar dengan yang di Thailand. Maklumlah aku kesana 10 thn yg lalu dan waktu itu aku tidak mencatat berapa besarnya. Hanya saja menurut Guidenya, baik di Myanmar maupun di Thailand merupakan 2 terbesar didunia. Kami tidak lama disana.

Perjalanan dilanjutkan dengan lunch secara buffet disuatu restaurant yang sayangnya tidak tercatat karena tidak terlalu istimewa. Kali ini aku buka dengan papaya salad. Enak juga dan tidak terlalu pedas. Cuma disini tidak ada daun seladanya. He...he.... Aku makan seporsi besar papaya salad dan kutambahin dengan kacang tanah goreng.... Benar-benar enak. Cuma yang membuat aku kurang suka adalah adanya ebi. Maka kusingkirkan ebinya.

Rasanya kurang afdol jika tanpa Tom Yam. O...o ternyata tak ada Tom Yam yang ada cream soup dan spicy prawn soup. So, aku ambil itu aja dan kutambahib dengan perasan jeruk nipis untuk mendapatkan rasa asam. Hmmm... Lumayan deh.

Makanan yg lain adalah beberapa makanan Thai, chinese food and beef stew. Oh ya ada noodle. Karena selama di Thailand tidak pernah disuguhi daging sapi maka dengan senang hati aku mengambil 2 potong kecil sekitar 4cm diameternya dengan ketebalan sekitar 1 cm. Rasanya lumayan.

Setelah itu aku mengambil fish ball nodlle. Mienya bisa milih so'un, bihun atau kwetiau. Aku milih kwetiau. Rasanya biasa saja. Tapi didepannya ada deretan bumbu antara lain: jeruk nipis, cabe kering, gula, kecap dan saun bawang. Well, yang aku sempat bingung adalah kenapa hampir disetiap masakan Thai selalu ada gula, kecap asin dan cabe kering. Apa orang Thai suka manis? Entahlah....

Lunch kututup dengan es campur ala Thailand. Rasanya seperti es campur di Surabaya. Nothing spesial.

MABOONKRONG alias MBK.
Selanjutnya kami diantar ke mal yang terkenal di Thailand. Seperti Mangga Dua di Jakarta atau Pasar Atum di Surabaya. Barangnya murah-murah. Cari apa aja ada terutama untuk barang tiruan dari merk terkenal seperti Louis Vuitton, Dior, channel dll. Yang banyak adalah LV dan Prada. Merk lainnya juga ada sih. Disini aku melihat tas Dior hitam yang aku taksir waktu aku masuk toko Dior di Plaza Senayan Jakarta. Sepintas mirip namun logo dan tentengannya berbeda. So, masih kelihatan palsunya. Untung aja beda. Kalo sama, duh gak jadi beli aku. Padahal aku sangat naksir dan lagi ngumpulin duit untuk membelinya.

Karena penasaran ama yang namanya makanan khas yaitu Cassava dan ketan durian. Maka aku tanya sama Guidenya, dimana aku bisa makan durian dan cassava alias ubi kayu manis yang disiram dengan santan kental. Ternyata di food courtnya ada. Ok, maka akupun mencarinya. Tiba di lantai 6, aku segera mencarinya. Setelah ketemu aku membelinya. Harganya cukup murah yaitu 30 bath per porsi. Disini kalo mau beli makanan di food court, harus beli kupon dulu. Aku beli hanya 70 bath saja. Cukup untuk beli ketan durian, cassava dan sebotol air mineral. Rasanya??? Untuk ketan durian, rasanya sangat enak. Ketannya pulen dan legit. Duriannya asli lho, langsung dari buahnya yang diiris langsung dan disajikan di atas ketannya. Kemudian disiram kuah santan yang cukup manis. Benar-benar sangat sesuai dengan selera dan mengobati rasa kangen makan ketan durian yang tersohor. Oh ya selain ketan durian juga ada ketan mangga. Selain durian di Thailand juga terkenal mangganya. Buahnya mangganya juga fresh dan masih utuh. Merah kekuningan dan manis tanda masak dipohon. Namun aku tidak makan ketan mangga. Oh ya untuk mangga muda, aku beli di tukang buah seharga 15 bath perbiji. Walaupun muda namun rasanya sangat manis dan masih keras. Benar-benar enak.
Untuk sweet cassava rasanya biasa saja karena ubinya masih keras.

Tidak lama kami di MBK karena kami harus makan malam. Kali ini makan di restaurant Chinese food yang katanya enak. Namun saat kami disana tempat itu sangat sepi. Kami makan udang rebus. Kepiting masak telur (tapi bukan telur asin), tauge dicah dengan tahu. Sayur sawi hijau dicah. Soupnya adalah rumput laut dengan ayam (segar dan seperti masakan mamaku). Kemudian tauge dan potongan tahu halus yang dibungkus dengan telur goreng (seperti omelet). Tak lupa ikan tim.
Overall, rasanya enak. Hanya saja aku mulai merindukan masakan Indonesia. Hiks...hiks...

Selesai makan rencana ke night market yang juga terkenal. Namun karena macet...cet... Serta busnya tidak dalam kondisi prima alias ACnya mati, maka kami batal kesana dan balik hotel. Karena sudah kemalaman dan peserta yg lain terutama anak-anak sudah capek dan mau tidur.
Perjalanan ditutup dengan kemacetan luar biasa di Bangkok seperti di Jakarta. Sekitar hampir 2 jam kami kena macet.


Sawasdeeka



Sent from my BlackBerry® wireless device

Wednesday, October 1, 2008

Thailand tour - Pattaya - Bangkok (day 5)

Hari niat berniat jalan-jalan di pantai di Pattaya tapi apa daya hujan deras. Jadi sebel karena sudah bangun pagi-pagi dan niat jalan-jalan. Eh gak tahunya hujan.

Well, menu sarapan pagi tidak terlalu banyak pilihan. Aku cuma makan sandwich dari gandum yang kuisi dengan sayur selada segar, irisan mentimun, telur mata sapi, irisan tomat dan irisan keju cheddar. Kemudian minum juice buah + potongan buah segar.

Perjalanan hari ini dimulai dengan mengunjungui NONG NOOCH Tropical Garden Village dimana kami disuguhi tarian kebudayaan Thailand dan thai boxing (dalam bentuk seperti atraksi aja). Tempat ini dulunya memiliki pohon durian tapi kemudian berubah. Sekarang sebagai tempat penyilangan tanaman anggrek. Ada juga areal kebun karet yang akam dijadikan kebun binatang juga karena pohon karetnya sudah tidak produktif lagi.
Selain melihat kesenian dan kebudayaan Thailand, ada juga atraksi gajah. Pintar lho gajahnya bisa main sepak bola, basket,bowling, lempar panah ke balon, berdisco bahkan menggendong orang dengan belalainya dan memijat (pakai belalai dan kaki) dll. Ada juga yang suka iseng dan goda pengunjung yg mau dipijat. Cukup atraktif, lucu, dan bagus.
Bisa juga foto dengan gajah.
Cuma aku gak foto dengan gajah tapi ama..... Koko simon..... Huhhhh simonyet atuh. Awalnya rasanya gimana gitu antara geli dan takut. Takut kalo digigit ato diusilin gituu.
Saat terpegang, ternyata telapak tangannya cukup halus. Cuma rambutnya kasar seperti sapu ijuk. Baru kali ini bersetuhan dan dipeluk sama monyet. Ha...ha....



Makan siang juga ditempat ini. Kali ini buffet. Namun pilihan tidak terlalu banyak. Aku cuma mencicipi papaya salad (enak dan tidak terlalu pedas), spicy shrimp soup ( biasa aja) , nasi + ayam goreng (standard saja rasanya) + sayur + telur goreng (rasanya sih seperti telur dadar biasa). Biasa aja ya makanannya. He...he....

Duh..... Hari ini aku ngantuk banget dan mood gak terlalu bagus. Maybe akibat kurang tidur. So, waktu diajak ke perusahaan madu, aku terkantuk-kantuk saat petugasnya menceritakan manfaat madu. Dan tidak konsen sama sekali. Hanya sepintas mendengar bagaimana cara mendeteksi madu asli. Salah satu caranya adalah dengan mengoleskannya ke kertas tisu. Jika asli, maka tissue nya tidak robek atau tidak basah. Jika palsu maka akan ada air dan gulanya dan itu yang membuat tissue basah. Selain itu, tidak ada deh yang masuk kedalam telingaku.

Kemudian kami diajak ke GEMS GALLERY yang merupakan perusahaan permata terbesar. Uniknya kami diajak keliling dan mendengarkan presentasinya dengan naik kereta seperti kereta di Disney Land jika masuk dan keliling dalam rumah hantu. He...he....

Seperti layaknya ikut tour, kami pasti diajak untuk mengunjungi produk-produk negara yang dikunjungi. Setelah ke perusahaan madu, permata dan nantinya ke tempat jual manisan dan snack.
Disini dijual macam-macam asam, durian (dodol dan keripik), keripik cumi dll. Banyak dan boleh icip-icip sebelum beli. Ada juga buah-buahan terutama durian monthong. Tapi hari ini aku gak makan durian. Tenggorokan mulai sakit. Rasanya kebanyakan makan gorengan dan kurang tidur.

Malamnya kami tiba di Bangkok dan sebelum check in di Baiyoke Sky Hotel, kami makan malam di Royal Garden. Tempat ini dibangun tahun 1991 dan merupakan restauran chinese food terbesar didunia dan pernah masuk Guiness Book of Record lho. Saking besarnya, pelayan yg mengantar makanan harus memakai sepatu roda. Dan saat aku masuk, memang besar dan panjang. Sampai tak terlihat ujungnya. Ada semacam danau yg mengelilingi. Bentuk bangunannya sendiri sangat mirip dengan bangunan di Tiongkok. Yang banyak bangunan terpisah dalam satu tembok yang besar yang mengelilingi paviliun-paviliun. Ditengah-tengah (bener gak ya ditengah) ada panggung yang menyajikan hiburan musik dan ada juga tariannya. Bagus tempatnya dan menyenangkan. Ada juga ruang VIP.

Bagaimana dengan menunya??? Hari ini aku tidak menemukan Tom Yam. Peserta lain sih merasa bosan, cuma aku sih enjoy aja karena Tom Yam adalah salah satu makanan favoritku.
oh ya, menu hari ini:
1. Ikan goreng yg diberi kuah pedas dan disajikan di piring berbentuk ikan seperti dalam menyajikan ikan tim. Rasanya sih biasa saja.
2. Sayur mayur rebus + sambal terasi (seperti lalap matang gitu di Indonesia)
3. Ikan goreng yang ditopping ama papaya salad. Rasanya cukup ok.
4. Ayam goreng (aku tidak coba)
5. Kang kung
6. Semacam rambak + ikan teri dan bawang bombay.

Sayang sekali aku gak bisa ambil fotonya karena keburu sudah langsung diserbu begitu keluar.

Aku heran, sudah 5 hari aku disini dan gak pernah disuguhi daging sapi dan babi. Kalo babi, aku sih gak masalah karena memang gak bisa dan maybe karena pesertanya adalah orang Indonesia, maka menu daging babi ditiadakan. Karena penasaran, bertanyalah aku sama Anusak (lokal guide), tentang daging sapi. Ternyata di Thailand mayoritas beragama Budha dan ada juga yang Hindu maka rata-rata tidak makan daging sapi. Karena itu jarang menyajikan masakan berbahan daging sapi. Tapi ada juga yang jual masakan dengan bahan daging sapi.

Selesai check in di hotel, rencana sih mau nonton Thai Girl Show. Konon belum ke Thailand namanya jika tidak kesini. Ini adalah pertunjukkan khusus dewasa. Namun aku batal ikut karena malas dan ngantuk. Juga mau selesaikan menuliskan perjalanan hari ini di blog ini.
Entah gimana dengan peserta yang lain. Sebenarnya sih sangat penasaran. Pengen tahu seperti apa sih atraksinya. Konon mencengangkan.

Tak terasa mata sudah semakin cape. Sawasdeeka....





Sent from my BlackBerry® wireless device

Tuesday, September 30, 2008

Thailand Tour - Pattaya (day 4)

Belum puas tidur sudah harus bangun pagi lagi. Kali ini breakfastnya di lantai 77 Baiyoke Sky Hotel. Menunya seperti layaknya menu di hotel berbintang. Nothing special.

Ok, hari ini acaranya dari Bangkok menuju PATTAYA dengan bus. Perjalanan kali ini berhenti dibeberapa persinggahan dan akan kutuliskan secara berurutan.

SRIRACHA TIGER ZOO & CROCODILE FARM
Ditempat ini seperti namanya adalah pertunjukkan binatang. Yang unik, kita dapat melihat induk babi menyusui anak macan atau sebaliknya induk macan menyusui anak babi. Mereka ditaruh dalam 1 kandang. Akur dan tidak dimakan anak babinya.
Beberapa tahun yg lalu, aku pernah mendapatkan foto dari email teman dimana anak-anak babi berpakaian kulit macan dan lagi menyusu di induk macan. Lucu banget. Awalnya aku pikir itu adalah trik kamera. Gak taunya memang benar adanya dan aku melihat sendiri termasuk anak babi yang dibalut dengan kulit macan. Aku jadi berpikir apakah dengan dipakaikan kulit macan membuat sang induk macan mengura bahwa anak babi itu adalah anaknya (kulitnya sama). Atau supaya memiliki aroma tubuh yang sama?

Di tempat ini kita bisa berpose dengan anak macan. Kita bisa memangku anak macan tersebut ataupun dengan pose memberi susu pada anak macan. Masih jinak sih. Cuma agak takut juga. Biayanya sekitar 150 bath. Sementara ditempat lain, kita juga bisa berpose dengan monyet ;-) sambil membandingkan mana yg lebih cakep. He...he....

Pertunjukkan disini yg kami lihat adalah:

  1. Crocodile show. 2 orang pawang dengan enaknya bermain dengan buaya yang banyak sekitar 7 ekor. Dan dia juga sempat berpose di mulut buaya yang terbuka tanpa takut digigit. Duh seandainya digigit, hilanglah kepalanya. Ngeri ahhhh....
  2. Tiger show. Ibarat lepas dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Tapi bukan untuk dimakan loh cuma pindah tempat aja. He...he...Tiger show ini, seperti namanya melihat pertunjukkan babi dan macan. Atraksinya seperti pertunjukkan sirkus deh. Lompat api, berjalan diatas tiang-tiang yang dipancangkan pada panggung, dll.
  3. Pig calculation. Seperti namanya pertunjukkannya adalah mengitung yg dilakukan oleh babi. Kita tinggal sebutkan angka maka sang babi akan mengambil angka yang sesuai. Pintar juga. Berikutnya ditempat yg sama ada balapan babi. Seperti balapan kuda, para babi langsung lari menuju garis finish.

Tak terasa sudah waktunya makan siang. Menu hari ini ada yg istimewa yaitu SATE BUAYA. Gak kebayang sih gimana rasanya. Setelah dicoba, ternyata enak juga. Empuk. Rasanya seperti ayam goreng. Dan tidak tercium bau buaya. Emang bau buaya seperti apa ya????
Lunch kali ini benar-benar aku idamkan dan kutunggu karena kali ini ada ikan tim saus lemon. Saat aku mencicipinya terbayang rasa asam dan pedas khas Thailand seperti yg aku temui di Surabaya. Namun ternyata ditempat aslinya aku hanya merasakan rasa asam saja (seperti hasil masakanku he....he....). Well, berbicara tentang ikan tim saus lemon, aku jadi teringat saat makan makanan yg sama di Hong Kong. Duhhh lupa namanya cuma aku ingat sih tempatnya yaitu di Hennessy Road di kawasan Causeway Bay. Ikan timnya benar-benar enak dan terasa asam pedasnya. Benar2 pas dan rasa manis dari ikan yang masih fresh. Two thumbs deh.
Tersedia juga Tom Yam. Kali ini isinya jamur putih yang besar, ikan dan udang. Rasanya asam dan pedasnya tak terlalu terasa. Warnanya merah bening tanpa campuran susu atau santan.
Ada juga ayam (entah masak apa) yg dicampur dengan kacang, irisan wortel dan bawang bombay.
Kemudian sayur hijau. Duhhh kamus sayurku sangat dikit. Gak tau nama-nama sayur nih. Soalnya pas pelajaran itu, aku lagi bolos. He...he....
Ada juga telur dadar yg membungkus saus tomat dengan campuran paprika merah, kacang polong, cincangan daging.
Overall, rasanya enak dan cukup banyak buat perutku.

Puas makan, perjalanan dilanjutkan dengan bus lagi.

SUPHATRA LAND FRUIT
Sejak dari Surabaya sudah terbayang makan durian monthong sepuasnya selama di Thailand. Akhirnya impianku jadi kenyataan deh.
Tiba di Supattra Land kami disambut oleh 1 butir buah kelapa yang segar dan manis. Daging buahnyapun masih empuk. Sama dengan di Indonesia hanya saja disini lebih manis. Dipotong langsung dan disajikan tanpa gula dan es batu. Benar-benar segar dan lega deh.

Kemudian kami diajak keliling perkebunannya yang sangat besar. Entah berapa ratus hektar. Naik kereta api tut....tut... Siapa hendak turut. Keliling Supattra land. Ayolah yg mau turut serta. ;-)
Benar kami keliling naik kereta mini keliling perkebunan. Banyak tanaman disana.
Seperti lagu: lihat kebunku penuh dengan buah.
Ada yang merah dan ada yang putih. Setiap hari kupetik semua.
Durian, apel, mangga, nangka, buah naga, markisa, anggur, belimbing, salak, manggis, kelapa dan karet.
Disini kami bisa puas mencicipi durian monthong yang tersohor. Rasanya nyam....nyam.... Ruarrr biasaaaa.....bikin montok deh.
Duriannya sudah masak dipohon dan harum ruar biasa. Warnanya putih bersemu kekuningan. Beda dengan durian monthong yang aku makan di Indonesia. Yang disini benar-benar enak. Jika tidak ingat akan tenggorokan yang agak gak enak, bisa habis deh satu buah besar durian. He.... He.... Sanggup gak ya???? Enak sih.
Sempat pemotong buahnya beratraksi dengan berpura-pura teriris tangannya. Cara membelahnyapun seperti memotong buah biasa. Pisaunya tentunya tajammmm ruarrr biasa.

Sementara ibu-ibu memotong dan mengupas buah yang lebih kecil. Mangganya juga manis manis asam. Tidak seperti mangga gadung di Indonesia yang benar2 manis.
Nangkanya juga berdaging tebal, cuma lebih manis yang di Indonesia tepatnya yang pernah aku makan di Bogor dan Pulau Lombok.
Belimbing sih tidak aku coba disana hanya saja kami dikasih satu orang satu buah. Dalam hati, aku berharap dikasih durian saja untuk dibawa pulang. He...he....


Oh ya, salaknya unik banget. Bentuknya lonjong dan rasanya manis manis asam. Berair dan segar. Gimana ya kalo dibuat juice salak? Wowwww... Pasti segar apalagi jika diminum siang-siang pas teriknya mentari yang lagi menyengat di bumi pertiwi.

Puas makan buah, kami diajak keliling lagi ke areal di seberangnya untuk mencicipi papaya salad khas Thailand. Cara pembuatannyapun unik. Ditumbuk di belanga dan semuanya dicampur disana sambil diaduk. Kacang, bawang merah, cabe dicampur menjadi satu. Rasanya..... Segarrrr dan pedassss.... Sampai bibir kemerahan merekah seperti cabe keriting.


Satu hal yang membuat kami malu adalah: sebelum papaya salad dihidangkan, terhidang terlebih dahulu berlembar-lembar daun selada yang berwarna hijau segar. Ada pula yang keunguan. Plus semangkuk kecil mayonaise. Kami langsung mencoba tuh daun saladanya. Manis dan segar. Habis deh sepiring daun seladanya. Kemudian datanglah papaya saladnya. Dan kami langsung aja menyerbu. Pelayannya bengong liat kami makan. Terus dengan bahasa isyarat dia mengatakan kalo bukan begitu cara makannya. Si pepaya diletakkan diatas daun selada kemudian diberi mayonaisenya dan kemudian dimakan (seperti makan bulgogi ala masakan korea). Astaga.... Jadi malu nih. Dan dengan cara makan yang benar, terasa lebih enak dan pedasnya di minimalkan dan kuah asamnya lebih terasa. Hm.... Benar-benar menggugah selera dan rasanya pengen deh nambah lagi..lagi..lagi...dan lagi. Sayangnya perut udah penuh.

Puas disana kami melanjutkan perjalanan ke PATTAYA untuk bermalam dan nonton kabaret yang dimainkan oleh para banci yang konon lebih cantik dari wanita sebenarnya. Ahhh jadi penasaran nih. Seperti apa sih cantiknya.

PATTAYA
Sepintas mirip Pantai Kuta di Bali. Dari keramaiannya, jajaran hotel sepanjang pantai, cafe, bar hingga kios-kios sepanjang jalan. Mirip Kuta dan Legian. Dibandingkan dengan Phuket, Pattaya lebih ramai dan lebih mirip Bali. Kehidupan malamnya juga ramai sekali. Banyak turis yang datang dan berjalan-jalan dengan cueknya.

Yang membedakan adalah di Bali tidak tampak banci atau waria yang berkeliaran dengan bebas dijalanan dan menjajakan diri. Selain itu juga banyak kupu-kupu malam yang berdiri dipinggir pantai menjajakan "cinta semalam".

Berbicara tentang para waria, tidaklah afdol jika ke Pattaya tanpa melihat banci show. Maka malam ini kami diajak nonton kabaret show dengan penari para banci di Alcazta. Pertunjukan dimulai sekitar pukul 18.30 waktu Bangkok dan berlangsung sekitar satu jam. seperti halnya pertunjukkan kabaret, kostum, tata panggung, lagu dan tari sangat beraneka warna dan mengundang decak kagum para penonton terutama pada para pemerannya.

Jika kita tidak diberitahu sejak awal, kita tidak akan tahu kalau mereka adalah waria. Well, mereka sangat cantik, bodynya aduhai, dan mulus. Benar-benar, saya sebagai wanita merasa "tersaingi". He...he...
Benar-benar tidak disangka deh kalo mereka ini bukan wanita asli. Tapi jangan mendengar mereka bicara ;-)

Uniknya disini mereka bebas berkeliaran dan bebas menjajakan diri. Seolah-olah mereka dilegalkan. Tapi inilah daya tarik Pattaya. Jika dilihat dari alam dan budayanya, menurut aku sih, lebih bagus Bali. Asal saja Bali jangan dijadikan Hollywood dimana semua hal di buat seolah-olah memindahkan Hollywood ke Indonesia. Biarkan Bali tetap dengan budayanya yg khas.

Setelah menonton shownya, para pemerannya langsung berada diluar gedung untuk berpose dengan pengunjung. Kita bebas memilih siapa yg akan kita ajak foto. Asal bayar 40 bath untuk sekali pose. Dan diantara mereka ada 1 yang tercantik dan merupakan pemenang kontestan waria. Juara 1 lagi. Tapi memang benar2 sangat cantik dan menarik. Dia juga yang sangat banyak yg antri. Sebelnya nih, dia juga sangat matre. Langsung ambil duitnya dan cepat2 ingin segera selesai foto. Maka kadang hasil jepretannya kurang bagus. Sebel kan....

Tak terasa perut mulai keroncongan. Selesai nonton kabaret ini, kami langsung menyerbu makanan yang dipesankan oleh travel agen di Thailand oleh para koki dari Furama Seafood Restauran. Menu hari ini:
1. Tom Yam. Kuahnya merah dan tidak bening lagi alias ada campuran susu atau santan. Rasanya lebih pedas dibandingkan di Bangkok.
2. Kepiting dimasak dengan telur. Enak juga namun sayang kepitingnya kecil dan kurus.
3. Ikan goreng dengan bumbu khas Thailand. Dan tiap kali makan, ikan selalu menjadi menu favorit dan selalu habis duluan.
4. Udang goreng tepung. Rasanya so so lah. Nothing special for me.
5. Tanghun yg dimasak dengan telur dan sayur.
6. Cah kangkung
7. Ayam goreng
8. Buah semangka dan nenas.

Selesai makan, kami jalan2 disekitar pantai dan berburu souvenir di Hard Rock Pattaya yang hanya berjarak 200m dari hotel kami.
Oh ya, kami bermalam di Discovery Beach Hotel. Hotelnya bagus, nyaman dan bersih. Boleh lah didatangi lagi.

Oaaaahhhhh tak terasa hari sudah larut. Besok harus bangun lebih pagi untuk menjajal pasir di pantai Pattaya.


Sent from my BlackBerry® wireless device

Monday, September 29, 2008

Thailand Tour - Bangkok (day 3)

Hari ini bisa bangun agak telat karena acara yg harusnya hari ini dilihat sudah diselesaikan kemarin. Bangun pagi kuterus makan. He...he....
Habis makan kujalan-jalan.
Seperti biasa menu makan paginya adalah international menu yaitu ala american, continental n asia. Lengkap deh.



Yup, nyeberang kepantai tepat dibelakang hotel. Pengen merasakan gimana sih pasir Phuket yg terkenal itu. Pasirnya putih dan lembut. Ombaknya sangat besar. Overall hampir sama dengan pantai di Bali. Cuma ini lebih terjal. Alias pantainya gak sepanjang di Kuta Bali. Dan jalan bentar aja sudah agak dalam dan kena ombak.
Jalan-jalan sebentar dan pengen melihat apa ada bekas dari tsunami. Ternyata memang tak berbekas. Malah banyak bangunan yang didirikan disepanjang pantai. Mau jalan lebih jauh lagi, tidak bisa karena tiba-tiba hujan deras. Jadi cepat-cepat deh balik ke hotel untuk mandi dan siap-siap untuk lunch dan ke airport.


Lunch hari ini adalah menu buffet. Bermacam-macam makanannya. Ada pula yg untuk vegetarian. Karena tidak terlalu lapar, hari ini aku cuma mencoba papaya salad, dan fruit salad. Rasa keduanya cukup oke. Untuk papaya saladnya tidak sepedas yg di Indonesia.
Berikutnya aku coba meat ball clear soup alias bakso. Rasa kuahnya biasa saja seperti halnya bakso di Indonesia sebelum diberi campuran bumbu. Kemudian aku tambahi saus (campuran cabe dan lime). Terus aku kasih sedikit kecap (entah apa namanya) dan daun bawang. Rasanya jadi lumayan. He...he..
Pas aku rasakan.... Wow rasa dagingnya kok agak aneh. Penasaran aku datangi ternyata pork (musuhku). Hiks...hiks....
Ok, menu selanjutnya yg aku ambil adalah pad thai. Masih belum ada campuran tauge dll. So, aku ambil sedikit kuetiau goreng kemudian aku kasih tauge, potongan kacang tanah goreng, sedikit kecap, jeruk nipis dan cabe kering. Kemudian aku campur semuanya jadi satu. Woowww cukup lezat.
Kemudian aku mengambil spicy shrimp soup. Rasa awal mirip tom yam tapi hanya sedikit pedas saja. Maka kutambahi perasan jeruk nipis, cabe kering, bawang, daun seledri. Hmmmm sudah mirip dengan tom yam. He...he...
Kemudian aku mencoba siomay (dimsum). Rasanya biasa saja. Selain itu aku malas mencicip yg lain karena standard salad ala hotel.
Hanya saja aku sedikit menyesal karena tidak mencicipi rebusan sayur dengan saus ala thai. Awalnya pengen coba cuma aku lebih pentingkan papaya salad dan sausnya tampak kurang menarik. Ternyata itu adalah makanan khas dari selatan Thailand.
Sayang hingga saat ini aku blm temukan cassava kedoyananku. Ok. Maybe next time.

Acara dilanjutkan ke airport untuk ke Bangkok.

BANGKOK
Tiba di Bangkok disambut dengan teriknya mentari sore yang menyengat. Well, hampir sama dengan suhu di Surabaya.
Berpenduduk sekitar 8 juta dan macet seperti Jakarta.

Karena Perdana Menteri di demo, maka beliau berkantor di dekat bandara lama yaitu Don Muang yg sekarang menjadi Airport Domestik. Sedangkan untuk Airport Internasional adalah bandara baru Suvanabhumi International Airport.
Dari airport menuju hotel kami lewat tol dalam kota yang harganya 70 bath untuk bus (sekitar 20.000 rupiah). Lumayan mahal ya jika dibandingkan di Jakarta.
Keluar dari tol, kami disambut dengan macetnya lalu lintas. Dikiri kanan jalan banyak toko-toko dan ramai orang yang lalu lalang. Tidak seperti di Phuket yang lebih sepi. Toko-toko yang kami lewati tampak masih kuno dan begitu pula dengan bentuk bangunannya. Namun dikejauhan dan dipusat kota tampak gedung-gedung bertingkat seperti di Jakarta. Malah di Bangkok ada hotel yang pernah dinobatkan menjadi hotel tertinggi di dunia yaitu 88 lantai yaitu Baiyoke Sky Hotel,tempat kami menginap selama di Bangkok.. Lantai 1-17 adalah pusat perbelanjaan. Lobby terletak di lantai 18. Kamar dimulai dari lantai 20.

Dalam perjalanan tampak foto-foto Raja dan Ratu Thailand. Tampaknya masyarakat Thailand sangat mengagungkan Raja mereka. Selain itu juga banyak dipasang foto kandidat calon Gubernur Bangkok. Ada banyak kandidat. Tadi yang terlihat ada sekitar 10 orang. Ada wanitanya juga lho. Tanggal 5 Oktober ini mereka akan mengadakan pemilihan Gubernur Bangkok dengan masa bakti 4 tahun.
Hampir sama dengan di Indonesia pakai pasang foto di jalan-jalan.

Selain itu kami juga melewati bangunan yang baru dibangun. Dan bertepatan dengan bubaran para buruh bangunan. Mereka digaji sekitar 200 Bath / hari. Atau sekitar Rp 55.000. Lumayan ya.
Karena hari ini adalah hari Senin dan Senin adalah hari kelahiran Raja, maka untuk menghormati hari kelahirannya, masyarakat memakai baju kuning tiap Senin. Konon kuning adalah warna kerajaan.
Maka tampak dimana-mana penduduk lokal memakai baju kuning.

Tiba dihotel, kami disambut dengan deretan toko-toko dan pasar malam yang berada tepat didepan hotel dan disekitar hotel. Ada sekitar 2000 toko berada diseputaran Baiyoke Sky Hotel. Maka setelah taruh barang dan menunggu bagasi, kami masih memiliki waktu sekitar 1,5 jam. Langsung deh tanpa buang waktu kami langsung turun dan mulai cuci mata. Karena belum puas dan terburu waktu untuk makan malam, kami segera balik hotel dan dilanjutkan setelah makan malam. Ternyata setelah makan malam, hanya sedikit toko yang buka, sementara night market masih buka. Barang yang dijual, seperti layaknya pasar malam di Hong Kong, barangnya biasa saja. Banyak kaos-kaos dan tas-tas dari merek terkenal. Namun apakah asli atau tidak, tidak tahu deh. Tebak aja sendiri. Sampai hari ini, aku masih tidak berminat untuk belanja. Well, lumayan juga.

Berbicara tentang dinner malam ini, menunya adalah menu asli Thailand. Hari ini kami makan Tom Yam Koong, ayam bungkus pandan, ikan goreng, fish cake, sayur mayur dan nasi goreng. Overall rasanya aloi alias enak.

Selama tiga hari di Thailand, tiap hari aku makan Tom Yam. Uniknya rasanya hampir sama yaitu pedas dan asam namun penampilannya beda. Pada hari pertama, tom yam nya bening dan putih. Hari kedua sudah merah tapi masih bening. Hari ini tampak lebih creamy dengan campuran santan atau susu ya. Cuma rasa standarnya masih tetap sama.

Tak terasa sudah malam dan ngantuk. Besok harus sudah bangun jam 6 pagi untuk siap-siap menuju Pattaya.

Sawasdeeka....




Sent from my BlackBerry® wireless device

Sunday, September 28, 2008

Thailand tour - PHUKET (day 2)

Kring....kring..... Dengan malas kuangkat telpon. Suara diseberang terdengar "this is your wake up call". Langsung deh kututup telponnya. Udah jam 6 pagi ternyata. Molor sekitar 30 menit. Langsung deh ke kamar mandi dan siap-siap untuk perjalanan hari ini.

Tour pagi ini dimulai dari Phuket Graceland Resort & Spa di Patong Beach dengan bus untuk menuju ke pulau Phang Nga alias James Bond Island.

PANTAI PATONG atau PATONG BEACH adalah salah satu pantai yang terkenal di Phuket yang berada di laut Andaman. Dulunya waktu bencana tsunami daerah ini juga terkena. Ternyata Patong Beach ini hanya 2 jam dari Aceh, dimana waktu tsunami Aceh merupakan wilayah dengan kerusakan terparah. Hanya saja di Phuket sudah dibangun kembali dan tidak tampak lagi bekas-bekas kehancuran akibat tsunami. Malah banyak bangunan baru disepanjang pantai dan hotel-hotel serta pub bertebaran disepanjang pantai. Mirip dengan di Pantai Kuta - Bali.

Tadi waktu menyusuri pantai, ombaknya sangat besar karena terletak di dekat Samudra Hindia. Bagus buat yang suka surfing. Angin lautnya sangat kuat. Situasi seperti ombak seperti ini mirip dengan Blue Point di Bali.
Mirip juga jalan menuju ke Blue Point juga melewati bukit dan jalan berkelok-kelok.



Sepanjang perjalanan ke Provinsi Phang Nga banyak terlihat pohon kelapa dan juga terlihat pantai. Oh ya Phuket dikelilingi oleh pantai.
Benar-benar mirip di Bali. Jika kita via darat dari Gilimanuk ke Denpasar.
Namun mendekati lokasi atau makin keselatan, banyak terlihat deretan pohon karet.
Menurut Guidenya, Phang Nga merupakan pulau tersendiri. Dan untuk kesana melewati jembatan yg menghubungkan Phuket dengan Phang Nga. Di jembatan ini dulunya ada sepasang suami istri yg bunuh diri akibat tidak disetujui oleh orang tua mereka. Bunuh diri dengan meloncat dari atas jembatan.

Pulau-pulau disini mirip dengan Kepulauan Seribu di Jakarta. Bedanya jika di Jakarta, kepulauan tsb berpenghuni bahkan banyak penginapan seperti P.Putri, P. Matahari dll, P. Pantara, P.Bira dll, disini Pulau Phang Nga nyaris tak berpenghuni karena pulaunya adalah pulau karang. Namun masih ada tanaman yg hidup diatas kerasnya batu karang.
Selain itu juga tampak jajaran pohon sejenis kelapa dan bakau yang tumbuh dan tampak seolah-olah melindungi karang dari abrasi air laut. Perjalanan dengan boat sangat mengganggu karena angin dan hujan. Walaupun memakai jas hujan (beli dadakan) dan pelampung tetap saja terasa tak nyaman.

JAMES BOND ISLAND termasuk salah satu dari jajaran pulau-pulau yang tersebar di kepulauan ini. Dinamakan James Bond Island karena sekitar 25 thn yg lalu, ditempat ini dibuat shooting film Bond yang masih dibintangi oleh Roger Moore dalam film "The Man with The Golden Gun".



Pulau ini terdapat karang yang tampak terjatuh dan ditopang oleh karang yg lain. Sangat unik dan bagus. Ada juga batu karang yg berdiri ditengah-tengah laut seolah-olah hendak melawan angin. Sementara air lautnya hangat dan jernih. Menggoda pengunjung untuk menceburkan diri dan bermain air.
Yg suka hiking bisa mendaki karang dan melihat sisi lain dari pulau ini.

Seperti halnya tempat turis, dikiri jalan berjajar penjual souvenir. Harga pembukanya sangat mahal. Dari 600 bath tiba2 diturunkan menjadi 200. Wah jadi kuatir nawar nih. Sayangnya penjual tidak dibekali dengan bahasa inggris yg memadai. Namun uniknya mereka lebih bisa berbahasa mandarin.
Ditempat ini, ada cumi yg lumayan enak. Harganya 100 Bath utk 3 bungkus. Rasanya? Well... Seperti gorengan cumi lainnya yg manis dan agak keras. Namun enak.

Yang unik disini adalah toiletnya. Bentuknya seperti umumnya toilet jongkok namun tidak berada dilantai tapi seperti toilet duduk.

Selesai dari sana, kami naik perahu boat ke suatu perkampungan muslim yg menjual makanan. Uniknya perkampungan ini dibangun diatas laut. Namun tidak bergoyang seperti halnya didermaga. Sangat kokoh dan bersih.
Kali ini kami makan soup udang yang bening. Rasanya asam dan terasa jahenya. Enak dan segar.
Ikannya digoreng dan diberi bumbu yang agak asam dan pedas.
Terus ada lalapan dengan sambal terasi yg enak. Tidak terlalu pedas. Lalapannya diletakkan diatas potongan es batu. Isinya timun, kacang panjang dan terong.
Udang rebus juga tersaji namun sayangnya tidak fresh. Menu standard yaitu telur dadar ada juga. Terus ada sayur mayur yang di tumis. Ada juga ayam entah dimasak apa. Warnanya kuning dan tampak tidak menggoda sehingga nyaris tak disentuh. Ditutup dengan buah nenas.

Perjalanan selanjutnya adalah ke Wat Chalong Temple. Hari sudah sore dan masih gerimis. Masuk kuil dan melihat sebentar. Kuil ini adalah kuil yang terkenal dan terbesar di Phuket. Banyak turis datang kesini memohon keselamatan dan rejeki. Konon banyak yg doanya dikabulkan.
Disini ada kejadian yg lucu dengan masalah bahasa dan uang. Saat menuju bus, tampak gerobak rujak yang menggoda. Peserta lain mengatakan rujaknya enak dan murah. 4 buah mangga muda yg masih kecil hanya dihargai 1 bath. Sepotong pepayapun sama. Tergoda oleh murahnya dan butuh makan buah, maka kucoba membelinya. Ternyata harganya bukan 1 bath tapi 10 bath. Sedangkan teman yg sebelum aku beli, bayarnya dengan uang receh yg dia sendiri tak tahu berapa nominalnya. Pas saat tiba aku membelinya, harganya utk 2 macam buah kena 30 bath. Nah loh.... Selisih yg sangat jauh.
Bingung kan??? Aku sempat protes, tapi karena penjual gak bisa bahasa Inggris dan aku sendiri gak bisa bahasa Thai, maka kuputuskan utk tidak protes. Toh jika dirupiahkan, masih make sense. Bumbunya enak. Pakai kacang tapi diberi terasi. Dan terasa asin dikit. Tidak terlalu pedas jadi bisa dinikmati tanpa perlu berkeringat karena kepedasan.

Dari sana kami ke puncak bukit untuk melihat sunset. Nama tempatnya PROMTHEP CAPE. Dari sini bisa melihat pantai termasuk Patong Beach. Sangat indah namun sayangnya mentari tidak muncul dan tidak tampak indahnya saat mentari menuju peraduan. Mendung dan rintik hujan menyertai perjalanan kami mendaki bukit (sedikit sih). Diatas juga ada semacam "museum" yang dibangun untuk merayakan 50 thn berdirinya mercusuar yang menjaga perbatasan antara Malaysia dan Thailand. Tidak luas namun dari atas bisa melihat hampir seluruh daerah pantai dengan cukup memutar atap dari mercusuar mini tersebut. Namanya the house of light. Didalamnya juga ada miniatur mercusuar dan lampu kuno yg digunakan.

Perjalanan diakhiri dengan makan malam di Kan Eang Seafood. Kali ini aku benar2 menemukan Tom Yang Gong sangat lezat. Antara rasa asam dan pedasnya sangat pas. Benar2 menutupi kerinduan akan makanan khas Thailand yang terkenal ini. Disini makanannya hampir semuanya seafood. Ada udang yg rasanya sangat enak. Entah masak apa. Ikan bakar dengan bumbu cocol yang enak campuran antara cabe, bawang, jeruk nipis dan entah bumbu apa lagi. Pepes ikannya juga pedas dan enak. Cumi bakar yg cukup empuk dan lezat. Tak ketinggalan sayur mayur. Ada juga gorengan udang dengan sayur. Enak juga seperti gorengan kangkung di resto Penang Village di Surabaya. Renyah dan enak. Perut terasa sangat kenyang.

Sawasdeeka...




Sent from my BlackBerry® wireless device

Saturday, September 27, 2008

Thailand tour - Phuket (day 1)

Pagi-pagi jam 3.45 harus bangun. Wajib kumpul diairport jam 5 pagi untuk berangkat.

Sesampai di Airport Soekarno Hatta atawa dulunya dikenal dengan nama Airport cengkareng. Ternyata aku kepagian padahal nyampe disana jam 5.20. Telat 20 menit. Rombongan yg lain belum datang. Berikutnya rombongan keluarga dari Bekasi. Sekitar pukul 6 rombongan dari Cengkareng datang. Ternyata cengkareng lebih jauh daripada Bekasi ;-). Total peserta termasuk tour leader 16 orang.

Sekitar jam 6.30 baru bisa masuk ke dalam dan aku menuju ke lounge untuk sarapan. Lumayan deh untuk mengganjal perut. Berangkat hampir ontime . Telatnya cuma 10 menit-an.

Pukul 7.40 an kami berangkat menuju Singapura naik Lion Air untuk transit dan ganti pesawat ke Thai Airways menuju Thailand. Sesampai di Singapore para peserta cepat2 nyari air. Kehausan semua karena di pesawat tidak diberi minum maupun snack. Ooopppsss baru kali ini aku keluar negeri naik Lion dan bengong juga. Parahnya lagi ada aturan dari penerbangan kalo para penumpang dilarang membawa cairan lebih dari 100 ml termasuk air minum walaupun masih tersegel. Aturan yang cukup memberatkan karena pada kehausan.

Kali ini transit cukup lama di Changi Airport Singapura. Tiba di terminal 1, terus ngurus boarding pass untuk ke Thailand dll. Abis dibagikan boarding pass, kami nyari tempat makan. Pilihannya cuma di food court. Aku milih makan laksa. Rasanya sih biasa aja. Karena waktu tunggu yg lama banget, kami ke terminal 3 (baru buka awal tahun ini) dan jalan-jalan disana. Lebih banyak toko dan tempat makan disana. Nyesel deh makan di terminal 1. He...he...
Disana aku menemukan Hard Rock Store. Belanja pin deh. Untungnya di pinnya ada tulisan Hard Rock Changi Airport. Jadi ada yg spesial.

Rasanya lama banget dech. Dan kali ini perjalanan terasa capai karena kebanyakan transitnya dan lumayan lama. Dari Singapore kami ke !angkok dulu. Disana transit lumayanlah sekitar 1,5 jam. Terus ke PHUKET. Tiba di Phuket jam 19.30. Setelah ambil bagasi langsung ke bus untuk makan malam dan ke hotel.

PHUKET

Di bus lokal guide ( namanya Anusak), bercerita sekilas tentang Thailand. Seraya mendengarkan dia berbicara, aku mengamati kondisi kota PHUKET pasca tsunami. Oh ya, phuket termasuk salah satu kota yg terkena bencana tsunami tahun 2004 lalu dan sekarang sudah diperbaiki dan nyaris tak tampak lagi tanda-tanda bekas terkena bencana (besok aku mau lihat buktinya).

Rumah-rumah disini tampak seperti layaknya kota kecil di Indonesia. Biasa saja dan tidak terlalu ramai. Yang lumayan ramai adalah disekitar pantai yaitu Patong Bay (kami juga akan menginap disana) yang lautnya terkenal dengan nama Andaman Sea.

Tapi sebelum ke hotel kami akan dinner dulu. Waktu tempuh dari airport Phuket ke kota (tempat kami makan malam) sekitar 30 menit.
Seperti tour lainnya sesampai di restauran Seamleap Seafood kamu sudah disiapkan meja dan begitu duduk tak lama kemudian datang nasi + lauk pauknya. Menunya: kepiting soka goreng, udang dimasak dengan tanghun, sayur, cap jay kuah, telur dadar (duhhhh....), abalone, ikan tim. Overall rasanya ALOI alias enak. Sayang diluar prediksi, gak ada menu Tom Yam yang khas Thailand maupun menu khas Thailand lainnya yang pedas, asam dan gurih. Menu malam ini (seperti layaknya tour yaitu Chinese Tour yg konon memang lebih murah). Entah kapan kami akan diberi masakan khas Thailand.
Well, tampaknya perlu bersabar dan bertanya nih ama tour leadernya.

Saat akan menuju hotel setelah makan malam, aku melihat deretan pedagang kaki lima yang berjualan dipinggir jalan didepan deretan toko2. Disana ada yg jual seafood, chinese food. Ada juga kwetiaw (dan disini juga namanya kwetiaw) menurut Anusak, sang guide, disini banyak orang yang berasal dari Tio Ciu. So tidak heran apabila masakannya juga hampir sama dengan yang saya temui di Indonesia. Sayang badan sudah lelah (akibat kurang tidur karena harus bangun subuh) maka niat untuk mencoba makanan di pedagang kaki lima tidak terlaksana.

Duh.... Jadi pengen makan tom yam, mango salad, pad thay, steam fish yang asam pedas. Kapan ya????

Mata semakin pedih nih.

Sawasdeeka...


Sent from my BlackBerry® wireless device

Sunday, September 21, 2008

Kampung Bubutan


Dalam tulisan yang lalu, saya mengulas tentang kampung nelayan. Kali ini adalah kampung Bubutan.

Kampung ini terletak di kawasan Jalan Bubutan yang sangat padat dan ramai. Tidak jauh dari sini, terdapat Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah dimana terkenal dengan perlawanan melawan Belanda.

Nama Bubutan berasal dari kata Butotan yang artinya pintu gerbang.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa dikampung ini dulunya banyak tukang bubut yang hidup disana.

Menurut salah seorang penduduk asli sana (maksudnya tinggal disana sejak orang tuanya), dulunya penduduk sana juga berjasa saat perang melawan Belanda.

Di kampung ini, kami melihat kehidupan penduduk sana dan melihat-lihat bentuk bangunan yang dipertahankan keasliannya dan memiliki bentuk arsitektur yang khas.



Seperti yang terlihat dari foto-foto terlampir, ada beberapa bentuk arsitektur khas yang berada dalam satu kampung. Dan dikampung ini terdapat sisa-sisa Surabaya yang berdiri pada 1365.




Saat berbicara dengan warga disini, mereka hidup berdampingan dengan damai antar beberapa etnis dengan latar belakang agama yang berbeda pula.

Saya dan beberapa teman sempat diijinkan masuk ke rumah salah seorang penduduk disini (duhhh lupa namanya), beliau menceritakan bahwa rumah keluarganya sudah ada sejak jaman kakeknya dulu. Bahkan kami sempat melihat foto-foto keluarganya dan barang-barang milik pribadi yang sudah tidak bisa digunakan lagi.

Dirumah ini juga ada meja panjang yang digunakan oleh kakeknya saat kakeknya masih hidup dan digunakan sebagai meja untuk memotong dan menjahit baju (dulunya kakeknya adalah penjahit).
Mejanya sangat kokoh dan tebal.


Bahkan ada pula peti penyimpanan pakaian yang dibawa saat sang kakek datang dari Tiongkok.

Namun sungguh sayang, barang-barang tersebut tidak dipelihara dan dijaga dengan baik. Terongok begitu saja di rumah. Namun saya sangat bersyukur diijinkan masuk dan memfoto beberapa perabot kuno yang ada dalam keremangan ruangan.


Sungguh suatu perjalanan yang menyenangkan dan sangat menambah wawasan saya. Walaupun saya sejak lahir tinggal di Surabaya, namun saya tidak pernah jalan-jalan keliling kampung lain.

Namun sayapun tinggal disalah satu kampung yang sewaktu kecil selalu saya lewati saat akan kesekolah yaitu kampung kungfu yang terletak di kawasan Kapasan (yang juga merupakan salah satu kampung yang masuk dalam jadwal tour de kampoeng) tepatnya di Kapasan Dalam.

Tidak banyak yang dapat saya ceritakan di kampung yang satu ini. Karena sejak kecil saya tinggal dan berinteraksi dengan warga kampung sini namun saya tidak pernah melihat orang berlatih kungfu. he..he..
Mungkin dulunya dikampung ini banyak jago kungfu yang tinggal disini.
Banyak bangunan yang sudah berubah dan yang paling terkenal adalah keberadaan Klenteng Boen Bio yang terkenal dan merupakan satu-satunya klenteng Kong Hu Cu di Surabaya.

Saturday, September 20, 2008

Kampung Nelayan

Bulan Mei lalutepatnya 25 Mei 2008, saya ikut rombongan Surabaya Heritage dalam acara tour de Kampoeng yang dibesut oleh UK Petra jurusan Pariwisata. Tour ini fokusnya pada kampoeng-kampoeng yang ada di Surabaya antara lain: kampung nelayan (didaerah kenjeran), kampoeng di Bubutan dan kampoeng yang menjuarai Green and Clean yang berlokasi di Kertajaya.

Masing-masing kampung akan saya ulas satu persatu dengan judul yang sesuai.
Saya akan membahas tentang kampung nelayan dulu.
Kampung nelayan ini terletak di dekat Pantai Ria Kenjeran. Kami masuk via Pantai Ria Kenjeran ( tepatnya Ken Park). Sambil menyusuri garis pantai Kenjeran dengan perahu nelayan, tak sampai 5 menit, kami sudah tiba di kampung nelayan tersebut. Asyik juga menyusuri garis pantai dengan perahu nelayan. Perahu berjalan terhentak-hentak oleh gelombang laut dan angin yang terkadang menyemburkan titik-titik air sesekali menerpa tubuh kami. Angin yang juga sepoi-poi meniup membuat kepala terayun-ayun dan secara perlahan membuai kami dan timbullah rasa ingin memejamkan mata. Namun sinar mentari yang menerobos dan indahnya pemandangan dari garis pantai membuat saya merasa sayang untuk memejamkan mata. Melewati pohon-pohon bakau yang mulai berkurang dan juga melihat Patung Dewi Kwan Im dari arah laut sungguh suatu pengalaman yang indah.



Foto: pohon bakau dan Patung Dewi Kwan IM

Sesampai di lokasi kami turun dari perahu dan disambut oleh jemuran udang kecil (ebi) dipekarangan rumah penduduk. Masuk beberapa meter lagi kami menjummpai suatu perkampungan dengan rumah-rumah yang sederhana. Tiap rumah disana dipenuhi dengan aktivitas yang mendukung keberadaan kampung tersebut sebagai penghasil kerupuk terung dan teripang (banyak dijumpai di Pantai Ria Kenjeran dan pasar-pasar tradisional sebagai oleh-oleh khas Surabaya).

Disana kami melihat proses pembuatannya mulai dari membersihkan bahan bakunya (teripang dan terung), memasaknya, hingga menjemurnya. Sangat menarik melihat cara mereka mengolahnya.













Foto: teripang yang masih mentah




Foto: teripang yang sudah dibersihkan



Foto: teripang yang sudah direbus



Foto: proses menggoreng menjadi kerupuk dengan menggunakan pasir













Foto: kerupuk teripang yang dijual di tempat Rekreasi Pantai Ria Kenjeran

Wednesday, August 13, 2008

Healthy Food @ Mulia Hotel- Jakarta

Sejak dari Surabaya aku sudah berniat untuk mencoba healthy food sebagai alternatif breakfastku.
So, waktu check in di hotel Mulia, aku menanyakan hal itu. Ternyata bisa di change tapi ada additional chargenya. Lumayan mahal juga rupanya. Tapi promosinya tentang bahan organik membuatku berniat utk mencobanya. Apalagi memang bahan pangan organik dipasaran cukup merogoh kocek yang cukup dalam.

Saat masuk kesana ( di Lounge) aku ditanyai kalo dari room tempatnya di the Cafe bukan disana. Tapi setelah kujelaskan kalo aku mau coba dan bersedia bayar additional chargenya baru diijinkan masuk.

Well, karena tempatnya bukan untuk breakfast, maka relatif tenang, lebih nyaman dan banyak sofa. Ada juga sih meja-meja tapi aku lebih memilih duduk di sofa. Deretan makanan yang tersedia tidak terlalu banyak pilihannya dan dalam jumlah yang relatif sedikit. Apalagi jika dibandingakan dengan yang di The Cafe. Sangat jauhhhh perbandingannya. Kalo di The Cafe ada banyak makanan mulai dari gerai telur, Japanese Food, Chinese food (diwakili dengan aneka Dim Sum dan Mie), Western Food ( sosis, bacon, dll), Indonesia Food, aneka salad, aneka roti, aneka cereal, buah-buah dan aneka dessert.
Dengan jumlah makanan dan pilihan yang relatif sedikit, maka aku berniat untuk mencicipi semuanya. Hmmm... it's look delicious dengan porsi yang kecil-kecil. Benar-benar sangat healhty mulai dari pilihan bahan, menu hingga porsinya. ;-)

Pilihannya: salad, roti gandum + beberapa jenis roti yang lain dengan pilihan beragam honey untuk toppingnya, egg station (kalo yang ini rasanya non organik), cereal, homemade yogurt, fresh juice and buah segar. untuk main coursenya ada beef ( steak), smoked salmon, enoki, fish (entah apa).

Pilihan pertama jatuh pada salad + smoked salmon. Lembaran lettuce, baby carrot, asparagus, cherry tomato, buncis + somed salmon sudah tertata rapi di atas piring kecil. Kemudian kusiram dengan dressing thousand island (oopsss..... tetap aja pilihannya thousand island bukannya italian or french dressing).
Kemudian paprika panggang + mush room giliran berikutnya. Duhhh lupa nih apa nama makanannya (maklum tidak kucatat & kufoto). Kemudian aku ambil potongan beef, ikan dan enoki.
Kututup dengan omelette + roti gandum supaya kenyang. He..he...
Terakhir aku ambil buah segar. Oh ya selama makan, aku selingi dengan minum fresh juice yang sangat segar.
Setelah selesai semuanya, aku ditawari tea dengan pilihan cammomile, fruit tea, English breakfast, peppermint tea, mint sweet fruit, rosebud dll. Pilihanku ada pada fruit tea yang terasa asam manis sesuai dengan kesukaan yaitu segala yg bercita rasa asam.

Tak terasa jam menunjukkan pukul 10.30. Saatnya melanjutkan kegiatan. Tak terasa makanan yang tampaknya sedikit itu cukup membuatku bisa beraktifitas tanpa merasa lapar hingga pukul 16.30. Well, waktu yg lumayan lama dan sangat sore untuk lunch.

Monday, August 11, 2008

Manfaat buah pisang

Artikel ini aku ambil dari email yg masuk ke Inbox ku yang dikirim oleh: Erwin Arianto
menurut aku, artikel ini bagus dan bermanfaat.

Pisang termasuk buah yang padat nutrisi dan energi. Teksturnya yang lembut membuat pisang sering dijadikan buah pilihan untuk makanan bayi. Bagi anak-anak, pisang juga bisa menjadi bekal sehat ke sekolah.
Di banyak negara maju, pisang kerap menjadi bekal makanan anak-anak ke sekolah. Mereka juga memasukkan potongan pisang ke dalam sereal dan susu saat sarapan. Pisang menyediakan cukup energi bagi anak-anak untuk siap mengikuti pelajaran di sekolah.

Dr. Ir. Sobir, dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB, menjelaskan sebuah penelitian tentang pisang yang dilakukan terhadap 200 pelajar di sekolah Twickehnham, di middlesex, Inggris. Kepada mereka diberikan makanan tambahan berupa pisang saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Penelitian dilakukan menjelang waktu ujian.Hasilnya, dikatakan Dr. Sobir, konsumsi pisang tersebut membantu proses belajar mereka. Kalium yang terdapat pada pisang inilah yang berperan meningkatkan konsentrasi belajar anak.

Selain itu, kandungan vitamin B pada pisang yang cukup tinggi juga mampu mempertahankan aktivitas kerja sistem syaraf. Hal inilah yang mendorong pelajar bisa berkonsentrasi lebih lama.
Dalam satu buah pisang memang terkandung banyak zat gizi. "Kandungan vitamin dan mineralnya lebih unggul dibandingkan buah dan sayuran lain, terutama untuk vitamin B6 (piridoksin), C, kalium, serat, dan mangan," katanya.
Jika dibandingkan dengan apel, pisang mengandung 4 kali lebih banyak protein, dua kali lebih banyak karbohidrat, tiga kali lebih banyak fosfor, lima kali lebih banyak vitamin A dan zat besi, serta dua kali lebih banyak vitamin dan mineral lainnya.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari satu buah pisang. Selain sangat bermanfaat dalam mencegah stres, pisang juga meningkatkan daya pikir, mengobati radang cerna, serta menyehatkan mata.

Pilih Rajabulu
Pisang juga dikenal sebagai buah yang tinggi kandungan potasium (kalium) serta magnesium. Kandungan kedua minerak ini sangat berguna, terutama bagi sistem kardiovaskular serta kesehatan otot dan syaraf.
Kandungan piridoksin yang tinggi, flavonoid serta alkaloid yang terdapat pada pisang, terutama pisang rajabulu, diduga memiliki aktivitas antidiabetes. Itu sebabnya, berikan pisang rajabulu kepada anak yang menderita diabetes.

Penelitian yang dilakukan PKBT-IPB bersama dengan Puslitbang Gizi Depkes menunjukkan bahwa pisang rajabulu memiliki indeks glikemik 54 persen dibandingkan dengan gula standar, sehingga dapat dikonsumsi diabetesi.

Pisang juga berguna bagi mereka yang mengalami stres dan kelelahan karena mengandung sorotonin. Menurut Dr. Sobir, kadar sorotonin pada pisang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,4 ng/g. Begitu juga kandungan kaliumnya. Pembentukan sorotonin ini dirangsang oleh triptofan yang ada pada pisang.

Serotonin merupakan senyawa yang membuat perasaan rileks, tenang, menambah mood atau suasana hati, serta membuat perasaan lebih bahagia, sehingga stres maupun kelelahan bisa terusir. Itu sebabnya anak yang lelah atau stres setelah belajar di sekolah bisa diberi pisang.
Orangtua bisa mengolah pisang menjadi banana milkshake atau susu pisang kocok, sate pisang yang mudah dibuat dan penampilannya menggugah selera anak, atau pisang goreng penyet ditabur mesis.

Pisang juga bisa diberikan bila anak sulit tidur di malam hari. Memberikan pisang dengan susu, yang sama-sama mengandung triptofan, akan membuat anak lebih tenang, sehingga mereka bisa segera tidur lelap.

Sembuhkan Tukak Lambung
Bagi anak yang mengalami gangguan pencernaan, pisang juga bisa dimanfaatkan. Beberapa penelitian, seperti dijelaskan Dr. Sobir, menemukan bahwa pisang dapat menyembuhkan luka pada sistem pencernaan.

Penelitian atas efek antipektin pada hewan percobaan yang diberi perlakuan ekstrak pisang varietas Palo dan Horn, mampu menyembuhkan luka sebesar 70 dan 88 persen dibandingkan tanpa perlakuan.

Pisang pun dianjurkan untuk dikonsumsi anak yang bermasalah dengan sistem pencernaan karena tekstur daging buahnya yang halus dan lunak. "Pisang dapat dimakan tanpa menambah kerja sistem pencernaan. Latek yang terdapat pada pisang juga dapat mencegah iritasi dengan melapisi dinding lambung dan usus," tambah Dr. Sobir.

Bagi anak yang mengalami anemia, pisang merupakan makanan yang baik. Ini karena pisang kaya akan zat besi yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah. Tambahan lagi, dengan mengonsumsi pisang, anak tidak akan sembelit, seperti yang terjadi bila diberi suplemen zat besi.

Nah, cobalah memperkaya buah pisang dalam menu harian anak-anak. Selain mudah didapat, pisang juga relatif murah, tetapi tidak murahan.
'Kan jelas-jelas padat gizi!

Olahan Pisang, Lezat dan Praktis
Ada beberapa resep olahan pisang untuk anak yang bisa dibuat dengan mudah oleh orangtua. Bahkan, anak pun bisa diajak membuatnya.

Susu Pisang Kocok (Banana Milkshake)
Bahan:
• 200 ml susu cair
• 2 buah pisang ambon atau cavendish
• sedikit es batu
• sedikit yogurt atau selai kacang

Cara membuat:
• Semua bahan diblender.
• Sajikan langsung. Sangat enak dinikmati, terutama saat cuaca panas.

Sate Pisang (Banana Satay)
Bahan:
• Pisang ambon dipotong sepanjang 5 cm
• Coklat batangan, lelehkan
• Tusuk sate

Cara Membuat:
• Masukkan potongan pisang ambon ke dalam freezer hingga mengeras.
• Tusuk potongan pisang ke tusukan sate sebanyak dua buah.
• Celupkan pisang ke coklat leleh.
• Hidangkan.