Sunday, September 21, 2008

Kampung Bubutan


Dalam tulisan yang lalu, saya mengulas tentang kampung nelayan. Kali ini adalah kampung Bubutan.

Kampung ini terletak di kawasan Jalan Bubutan yang sangat padat dan ramai. Tidak jauh dari sini, terdapat Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah dimana terkenal dengan perlawanan melawan Belanda.

Nama Bubutan berasal dari kata Butotan yang artinya pintu gerbang.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa dikampung ini dulunya banyak tukang bubut yang hidup disana.

Menurut salah seorang penduduk asli sana (maksudnya tinggal disana sejak orang tuanya), dulunya penduduk sana juga berjasa saat perang melawan Belanda.

Di kampung ini, kami melihat kehidupan penduduk sana dan melihat-lihat bentuk bangunan yang dipertahankan keasliannya dan memiliki bentuk arsitektur yang khas.



Seperti yang terlihat dari foto-foto terlampir, ada beberapa bentuk arsitektur khas yang berada dalam satu kampung. Dan dikampung ini terdapat sisa-sisa Surabaya yang berdiri pada 1365.




Saat berbicara dengan warga disini, mereka hidup berdampingan dengan damai antar beberapa etnis dengan latar belakang agama yang berbeda pula.

Saya dan beberapa teman sempat diijinkan masuk ke rumah salah seorang penduduk disini (duhhh lupa namanya), beliau menceritakan bahwa rumah keluarganya sudah ada sejak jaman kakeknya dulu. Bahkan kami sempat melihat foto-foto keluarganya dan barang-barang milik pribadi yang sudah tidak bisa digunakan lagi.

Dirumah ini juga ada meja panjang yang digunakan oleh kakeknya saat kakeknya masih hidup dan digunakan sebagai meja untuk memotong dan menjahit baju (dulunya kakeknya adalah penjahit).
Mejanya sangat kokoh dan tebal.


Bahkan ada pula peti penyimpanan pakaian yang dibawa saat sang kakek datang dari Tiongkok.

Namun sungguh sayang, barang-barang tersebut tidak dipelihara dan dijaga dengan baik. Terongok begitu saja di rumah. Namun saya sangat bersyukur diijinkan masuk dan memfoto beberapa perabot kuno yang ada dalam keremangan ruangan.


Sungguh suatu perjalanan yang menyenangkan dan sangat menambah wawasan saya. Walaupun saya sejak lahir tinggal di Surabaya, namun saya tidak pernah jalan-jalan keliling kampung lain.

Namun sayapun tinggal disalah satu kampung yang sewaktu kecil selalu saya lewati saat akan kesekolah yaitu kampung kungfu yang terletak di kawasan Kapasan (yang juga merupakan salah satu kampung yang masuk dalam jadwal tour de kampoeng) tepatnya di Kapasan Dalam.

Tidak banyak yang dapat saya ceritakan di kampung yang satu ini. Karena sejak kecil saya tinggal dan berinteraksi dengan warga kampung sini namun saya tidak pernah melihat orang berlatih kungfu. he..he..
Mungkin dulunya dikampung ini banyak jago kungfu yang tinggal disini.
Banyak bangunan yang sudah berubah dan yang paling terkenal adalah keberadaan Klenteng Boen Bio yang terkenal dan merupakan satu-satunya klenteng Kong Hu Cu di Surabaya.

No comments: