Tepat jam 6 pagi, alarm berbunyi. Langsung tanpa basa basi aku ke kamar mandi karena tour berangkat jam 8 pagi. Acara hari ini adalah keliling kota Bangkok + shopping.
Naik bus kami menuju Istana Raja (ROYAL PALACE). Berbeda dengan di Jepang dimana istana raja tidak boleh dimasuki, sedangkan di Thailand dibuka untuk turis. Kompleks istana yang lama dibangun sejak Thailand menang perang yaitu Raja yang pertama tahun 1782. Namun istana dibangun kembali sejak Raja Thailand ke 5. Karena Beliau pernah tinggal di Eropa sewaktu mudanya, maka bentuk istananya adalah perpaduan antara bentuk bangunan Thailand dan Eropa. Sangat indah dan unik. Ada bagian tertentu yang full dengan budaya Thailand terutama pada kuilnya. Sedangkan tempat tinggal Raja sendiri berbentuk seperti layaknya istana di Eropa. Namun sekarang Raja (telah berusia 82 tahun) dan Ratu tidak tinggal disini. Mereka tinggal di Istana yang lain yang sangat luas dan dikelilingi oleh tanaman seperti layaknya kebun raya. Oh ya, Raja sangat menyukai tanaman sehingga pertanian Thailand berkat Rajanya (terutama di wilayah Utara dimana dulunya miskin dan kemudian berangsur lebih makmur berkat kemajuan pertanian yang digagas oles sang Raja. Karena itu tidaklah heran jika rakyatnya sangat mencintai, mengagungkan dan menghormati.
Kemudian bangunan lain ada yang bangunannya model Eropa sedangkan atapnya model Thailand. Sangat unik dan menarik namun sedap dipandang dan indah. Disinilah disemayamkan abu jenasah Raja kelima.
Kuilnya sangat indah. Bertahtakan permata dan berlapiskan emas. Ada juga stupa yang terbuat dari emas murni. Benar-benar dari emas. Kuil ini merupakan tempat sembahyang Raja dan Ratu. Di dalam kuil (sayang tidak boleh difoto) banyak ukiran dan gambar dari semasa hidupnya Sang Budha. Sangat indah. Didalamnya ada patung Budha yang terbuat dari batu giok dan uniknya patung tersebut diberi baju yang berlapiskan emas permata. Ada 3 macam baju yaitu baju musim panas, musim dingin dan musin hujan yang modelnya berbeda. Sekali lagi sayang tidak bisa difoto.
Keluar dari Istana, tepat didepannya ada bangunan baru yang berarsitekturkan khas Thailand sedang kebut dibangun. Targetnya adalah tanggal 17 November. Ada apa dengan tanggal 17 November?? Ternyata pada tanggal itu adalah saat pembakaran jenasah kakak wanita Raja Thailand yang sekarang ini. Beliau juga adalah kakak dari alm Raja sebelumnya yang meninggal saat umur 19 tahun. Bangunannya sangat besar dan letaknya ditanah lapang. Setelah proses pembakaran selesai, bangunan tersebut dimusnahkan. Rasanya kok sayang ya bangunan bagus-bagus terus dimusnahkan.
But, mungkin itu adatnya.
Dimana-mana banyak dipasang foto beliau. Karena rakyat Thailand sangat bangga dan hormat pada keluarga kerajaan. Masih terlihat cantik.
Lepas dari sana, kami jalan kaki untuk naik boat keliling kota di sungai CHAO PRAYA. Sungainya sangat besar dan arusnya deras seperti di Kalimantan. Bingung juga ya, kenapa kok bisa berombak. Apa karena pengaruh angin atau apa. Atau karena perahu boat tiap hari lalu lalang sehingga menimbulkan riak disana. Kedalaman sungai tersebut sekitar 30m. Dikiri kanan sungai dapat dilihat kompleks Istana, kuil Dewi Kwin Im (disini kita dapat memberi makan ikan patin yang hidup disungai. Dan ikannya sangat besar). Ada juga universitas dll. Juga rumah penduduk dari yang bagus hingga yang agak kumuh. Selain itu ada gudang penyimpanan perahu kerajaan dan sekarang dijadikan musium.
Beberapa tahun yg lalu disekitar sungai banyak pedagang yang berjualan dengan menggunakan perahu atau lebih dikenal dengan nama floating market atau pasar terapung. Persis di Kalimantan. Namun sekarang sudah tidak lagi karena sungainya mulai menghitam dan berbau. Sayang sekali. Akibat kemajuan industri dan modernisasi, air sungai menjadi korban.
Dari sana kami berhenti di kuil WAT ARUN. Kuil yang terkenal di Thailand. Cuma kami tidak naik sampai ke atasnya. Hanya dibawah saja. Tangganya tinggi dan sangat panas. Aku sudah hampir pingsan karena tidak tahan dengan udara yang panas. So kami masuk ke areal orang berjualan souvenir khas Thailand. Setelah beli beberapa barang terutama magnetik untuk koleksi, kami keluar. Diluar kompleks ada juga yg berdagang. Harganya???
Ternyata lebih murah. Jika magnetik di dalam 6 bijinya 350 bath. Didepan ada yg 5 bijinya 250 bath. Eh gak taunya tak jauh dari sana 3 biji seharga 100 bath. Duhhhh sakit hati deh. So, aku langsung aja bilang ama yg lain untuk belanja di depan. Kasihan pedagang yang diluar kompleks harus nunggu limpahan dari yang di dalam kompleks. Barang yg sama tapi lebih murah.
Ok. Dari sana berperahu untuk terakhir kalinya dan tidak sampai 5 menit, kami tiba di di kuil tempat patung Budha tidur atau RECLINING BUDDHA yang sangat besar. Setelah copot sepatu, kami masuk dan melihat patung Reclining Budha yang juga merupakan patung terbesar didunia. Ada juga sih yang terbesar juga, letaknya di Myanmar. Cuma aku lupa lebih besar mana antara yang di Myanmar dengan yang di Thailand. Maklumlah aku kesana 10 thn yg lalu dan waktu itu aku tidak mencatat berapa besarnya. Hanya saja menurut Guidenya, baik di Myanmar maupun di Thailand merupakan 2 terbesar didunia. Kami tidak lama disana.
Perjalanan dilanjutkan dengan lunch secara buffet disuatu restaurant yang sayangnya tidak tercatat karena tidak terlalu istimewa. Kali ini aku buka dengan papaya salad. Enak juga dan tidak terlalu pedas. Cuma disini tidak ada daun seladanya. He...he.... Aku makan seporsi besar papaya salad dan kutambahin dengan kacang tanah goreng.... Benar-benar enak. Cuma yang membuat aku kurang suka adalah adanya ebi. Maka kusingkirkan ebinya.
Rasanya kurang afdol jika tanpa Tom Yam. O...o ternyata tak ada Tom Yam yang ada cream soup dan spicy prawn soup. So, aku ambil itu aja dan kutambahib dengan perasan jeruk nipis untuk mendapatkan rasa asam. Hmmm... Lumayan deh.
Makanan yg lain adalah beberapa makanan Thai, chinese food and beef stew. Oh ya ada noodle. Karena selama di Thailand tidak pernah disuguhi daging sapi maka dengan senang hati aku mengambil 2 potong kecil sekitar 4cm diameternya dengan ketebalan sekitar 1 cm. Rasanya lumayan.
Setelah itu aku mengambil fish ball nodlle. Mienya bisa milih so'un, bihun atau kwetiau. Aku milih kwetiau. Rasanya biasa saja. Tapi didepannya ada deretan bumbu antara lain: jeruk nipis, cabe kering, gula, kecap dan saun bawang. Well, yang aku sempat bingung adalah kenapa hampir disetiap masakan Thai selalu ada gula, kecap asin dan cabe kering. Apa orang Thai suka manis? Entahlah....
Lunch kututup dengan es campur ala Thailand. Rasanya seperti es campur di Surabaya. Nothing spesial.
MABOONKRONG alias MBK.
Selanjutnya kami diantar ke mal yang terkenal di Thailand. Seperti Mangga Dua di Jakarta atau Pasar Atum di Surabaya. Barangnya murah-murah. Cari apa aja ada terutama untuk barang tiruan dari merk terkenal seperti Louis Vuitton, Dior, channel dll. Yang banyak adalah LV dan Prada. Merk lainnya juga ada sih. Disini aku melihat tas Dior hitam yang aku taksir waktu aku masuk toko Dior di Plaza Senayan Jakarta. Sepintas mirip namun logo dan tentengannya berbeda. So, masih kelihatan palsunya. Untung aja beda. Kalo sama, duh gak jadi beli aku. Padahal aku sangat naksir dan lagi ngumpulin duit untuk membelinya.
Karena penasaran ama yang namanya makanan khas yaitu Cassava dan ketan durian. Maka aku tanya sama Guidenya, dimana aku bisa makan durian dan cassava alias ubi kayu manis yang disiram dengan santan kental. Ternyata di food courtnya ada. Ok, maka akupun mencarinya. Tiba di lantai 6, aku segera mencarinya. Setelah ketemu aku membelinya. Harganya cukup murah yaitu 30 bath per porsi. Disini kalo mau beli makanan di food court, harus beli kupon dulu. Aku beli hanya 70 bath saja. Cukup untuk beli ketan durian, cassava dan sebotol air mineral. Rasanya??? Untuk ketan durian, rasanya sangat enak. Ketannya pulen dan legit. Duriannya asli lho, langsung dari buahnya yang diiris langsung dan disajikan di atas ketannya. Kemudian disiram kuah santan yang cukup manis. Benar-benar sangat sesuai dengan selera dan mengobati rasa kangen makan ketan durian yang tersohor. Oh ya selain ketan durian juga ada ketan mangga. Selain durian di Thailand juga terkenal mangganya. Buahnya mangganya juga fresh dan masih utuh. Merah kekuningan dan manis tanda masak dipohon. Namun aku tidak makan ketan mangga. Oh ya untuk mangga muda, aku beli di tukang buah seharga 15 bath perbiji. Walaupun muda namun rasanya sangat manis dan masih keras. Benar-benar enak.
Untuk sweet cassava rasanya biasa saja karena ubinya masih keras.
Tidak lama kami di MBK karena kami harus makan malam. Kali ini makan di restaurant Chinese food yang katanya enak. Namun saat kami disana tempat itu sangat sepi. Kami makan udang rebus. Kepiting masak telur (tapi bukan telur asin), tauge dicah dengan tahu. Sayur sawi hijau dicah. Soupnya adalah rumput laut dengan ayam (segar dan seperti masakan mamaku). Kemudian tauge dan potongan tahu halus yang dibungkus dengan telur goreng (seperti omelet). Tak lupa ikan tim.
Overall, rasanya enak. Hanya saja aku mulai merindukan masakan Indonesia. Hiks...hiks...
Selesai makan rencana ke night market yang juga terkenal. Namun karena macet...cet... Serta busnya tidak dalam kondisi prima alias ACnya mati, maka kami batal kesana dan balik hotel. Karena sudah kemalaman dan peserta yg lain terutama anak-anak sudah capek dan mau tidur.
Perjalanan ditutup dengan kemacetan luar biasa di Bangkok seperti di Jakarta. Sekitar hampir 2 jam kami kena macet.
Sawasdeeka
Sent from my BlackBerry® wireless device