Wednesday, October 8, 2008

Thailand Tour - Singapore (last day)

Hmmm.... Pagi ini adalah pagi terakhir ada morning call. Dan acara hari ini adalah bebas.

Habis sarapan, aku sempatkan jalan ke Border (toko buku) di pojokan antara Orchard Road yang terkenal dan Scott Road. Jarak tempuh kesana dari Orchard Hotel adalah sekitar 10 menit dengan kendaraan alam alias jalan kaki. Cukup dekat.

Tujuan utama kesana adalah mencari buku "1000 places to see before you die". Dulu aku sempat lihat buku itu di Kinokuniya Singapore maupun Jakarta. Tapi gak beli karena tebal dan berat. Sekarang rasanya aku membutuhkannya karena aku penasaran mana saja tempat yang perlu aku lihat terutama di Indonesia. Rasanya kok kebangetan ya gak pernah pergi tempat yang harus dilihat dinegara sendiri.
Well, ternyata buku yang mirip itu ada banyak sekali. Ada juga buku tentang 500 island to see before you die. Jadi bingung juga. Tapi aku putuskan untuk beli pilihan awal saja.
Oh ya, Border ini adalah toko buku yang cukup besar dengan pilihan buku yang sangat banyak. Aku suka kesini dan melihat buku-buku. Banyak macamnya dan sangat bagus. Tapi jika mau mencari buku bacaan untuk anak-anak, lebih banyak di Kinokuniya di Ngee Ann City (samping Takashimaya). Letaknya juga di Orchard Road. Dulunya ada lagi satu toko buku yaitu Populer tapi sudah tutup beberapa tahun yang lalu. Kinokuniya ada juga di Jakarta yaitu di Plaza Senayan dan Plaza Indonesia. Dulunya di Surabaya juga ada tapi super kecil dan sekarang sudah tutup.
Well, saat aku mencari buku tentang kesehatan, masak memasak (duhhh padahal gak bisa masak), diet dll, aku mencarinya di Border. Di kinokuniya juga ada tapi pilihannya lebih banyak di Border dan tempatnya juga nyaman. Capek berdiri bisa duduk dibangku yang disediakan atau duduk dilantai. Aku pernah sih membandingkan buku yang akan kubeli dengan cara duduk dilantai. Maunya sih beli semua buku tapi apa daya tidak bisa beli banyak karena terbatas dengan timbangan bagasi.

Selesai beli buku aku balik hotel untuk siap-siap mudik. Untunglah secara group tidak over weight malah ada kelebihan 15 kg. Padahal petugas daratnya sadis banget. Pas 20 kg / org, tidak boleh lebih. He...he....

Tak terasa sudah 9 hari meninggalkan rumah dan negara tercinta. Berpisah dengan teman baru.

Rasanya gimana gitu memikirkan besok harus kerja lagi setelah sekian hari libur. Yah namanya hidup. Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk kerja. Ada waktu untuk libur. He...he...


NOTE: untuk belanja ternyata lebih murah di Bangkok. Makanan juga murah dan enak-enak. sayangnya tidak sempat mencicipi makanan di pinggir jalan yang konon enak dan murah. Buahnya juga enak dan murah. Begitu pula dengan snack seperti jenis-jenis keripik cumi, dendeng cumi dll.

Sent from my BlackBerry® wireless device

Monday, October 6, 2008

Thailand Tour - Singapore ( Day 8 )

Pagi ini dimulai dengan salah lihat jam. Berhubung gelap, aku lihat jam di HP ku. Aahhh masih pagi. Aku lupa bahwa jam di Singapore lebih cepat 1 jam. Maka setelah mandi, aku ditelpon sama teman seperjalanan karena kami janjian mau pergi ke China Town dan Bugis Village. Cuma gak janjian jamnya berapa.
Ternyata mereka sudah selesai breakfast. Dan aku bilang untuk pergi duluan dan aku nyusul saja.

Lalu aku breakfast deh. Menunya hampir sama dengan yang di Thailand. Standard hotel deh. Sudah mulai bosan nihhh....

Saat lagi makan, ternyata mereka balik dan nunggu aku. Akhirnya kami berempat pergi ke China Town naik taxi. Habisnya sekitar SGD 7. Tiba disana 09.45 dan masih banyak yang tutup. Akhirnya muter-muter aja. Disana tidak terlalu lama, dari sana kami jalan ke Central Plaza. Mal yang baru dan masih sepi. Cuma disini banyak makanannya.


Aku mencoba udon yang konon enak di WAKARU Japanese Restaurant. Disini ada banyak jenis udon dengan variasi yang berbeda. Ada creamy udon juga lho. Pesanan teman: creamy scallop udon. Rasanya hmmmm.... Uenakkkk bangetssss deh. TOP deh. Unik sih. Rasanya creamy dan udonnya kenyal.

Hanya saja saat menghidangkannya, aku sangat shock karena dihidangkan dalam mangkuk yang super besar (mirip wastafel mini).


Kalo aku sih coba nabeyaki udon. Mau bedakan rasanya dengan yg aku makan di Hotel Mulia. Enak mana gitu lho. Ternyata sama enaknya. Harganya SGD 14. Lebih murah daripada di Hotel Mulia.

Kedua udon tersebut layak dicoba. Oh ya, konon di Jakarta tepatnya di EX plaza sudah dibuka tapi bukan yang Wakaru Japanese tapi Wakaru Japanese and pasta restauran. Wakaru di Singapore ada 2 juga yaitu yg murni Japanese food dan yang satunya lagi yang ada pastanya. Nah yang kami datangi adalah yang pure Japanese nya.

Selesai makan, kami segera naik taxi nenuju Bugis Village dan Bugis Junction. Di Bugis Village, terkenal dengan barang-barang unik dan kebanyakan sih buat anak ABG. Harganyapun lebih murah dan bisa nawar. Cuma nawarnya gak terlalu banyak paling banter sekitar 5-10%. Tempatnya sih seperti kios-kios dan panas karena tanpa AC. Luas dan banyak gang-gangnya. Rame banget deh disana.
Kalo di Bugis Junction lebih mirip mal dengan AC yang dingin. Luas juga sih. Yang jelas harganya lebih murah dikit jika dibandingkan dengan di Orchard.
Di Orchard Road kebanyakan barang branded.

SENTOSA ISLAND
Sore hari kami rombongan jalan sendiri ke Sentosa Island naik monorail dari Vivo City untuk lihat Song of the Sea. Tiket monorail + tiket masuk nonton Song of the sea adalah SGD 11.
Pertunjukannya di tepi laut. Letaknya persis di samping turun dari stasiun monorail. Sangat dekat. Bisa menampung banyak orang. Duduknya di tribun seperti nonton bola di stadion. Pertunjukkannya tentang bagaimana mengeluarkan Princess Ami dengan nyanyian. Bagus banget. Ceritanya sih tidak terlalu panjang. Pendek saja sekitar hampir sejam. Yang bagus adalah permainan sinar laser dan air. Bisa menimbulkan karakter dan bergerak. Juga ada api yang tiba-tiba muncul. Panas dan banyak. Namun masih dalam jarak yang aman dengan bangku penonton. Juga ada kembang api yang bagus. Overall, bagus untuk anak-anak.

Note:
Perlu antri yg sangat panjang jika mau taxi. Apalagi jika bersamaan dengan jam pulang pengunjung. Lebih baik naik MRT walaupun jalannya lumayan jauh. Hitung-hitung buang kalori.

FOOD REPUBLIK
Kami makan malam di Food Republik semacam pujasera kalau di Indonesia. Banyak macamnya. Ada makanan korea, dimsum, nasi hainan, rojak, dan lain-lain. Yg enak adalah roti gorengnya.
Aku sih makan nasi hainan (rasanya biasa saja) dan rojak (lihat tulisan tentang rojak diblog ini).



Sent from my BlackBerry® wireless device

Saturday, October 4, 2008

Thailand Tour - Bangkok (Day 7)

Hari ini diset sebagai acara bebas. Maka aku sengaja bangun siang setelah beberapa hari tidur malam terus dan capek.
Setelah breakfast, aku nikmati suasana kota Bangkok dari lantai 77 hotel Baiyoke Sky. Disini ada kendaraan kuno, kereta ricksaw (duh gimana ya nulisnya), deretan gajah, lukisan tentang budaya Thailand, rumah penduduk sana dll. Selain itu juga ada maket bangunan dan teleskop di 4 arah mata angin untuk melihat kota Thailand secara keseluruhan.

Puas nonton, aku segera ke Lobby untuk kumpul dengan rombongan yang lain pergi ke Siam Paragon. Konon malnya adalah mal terbesar di Asia Tenggara. Benar atau tidaknya, aku belum membuktikan karena acara kesana batal. Hujan deras. Macet. Taxi gak ada yang mau kesana. Sedangkan mobil hotel baru bisa antar jam 1 siang. Sedangkan kami harus balik hotel jam 4 sore untuk ke Airport. Akhirnya kami batal kesana dan jalan-jalan di mal depan hotel. Malnya sih lumayan besar seperti di Pasar Atum (tapi hanya ditahap 1 dan 2 saja loh) dan cuma 2 lantai saja. Disini kami langsung menuju ke food centre untuk cari makan siang. Menu pilihannya tidak terlalu banyak. Aku hanya beli ketan durian (disini lebih mahal yaitu 50 Bath tapi duriannya lebih banyak) dan Tom Yam Noodle. Keduanya sebagai makanan penutup selama di Thailand yang khas Thailand. Mie nya biasa saja. No comment lah.
Ketan duriannya enak dan duriannya luar biasa. He...he...
Habis makan jalan-jalan sebentar.
Belanja disini lebih murah jika beli min 3 potong. Bisa turun hingga 50 bath. Maka kami belinya gabung dengan peserta lain yang kebetulan suka baju yang sama. Oh ya harga baju disini untuk baju yg sama disini harganya 300 bath atau hampir Rp 90.000. Sedangkan di Hong Kong sekitar Rp. 120.000. Dan katanya peserta yang lain, di Bali sekitar Rp 200.000. So, lebih murah di Thailand.
Capek belanja dan dengan persediaan uang Bath yg menipis, aku akhiri acara belanja dan balik hotel. Ternyata peserta yg lain sudah kembali dan duduk santai di lobby.

Sekitar pukul 4.30 kami tinggalkan hotel menuju airport. Sekitar pukul 6.00 seluruh boarding pass dan baggage tag sudah ditangan masing-masing. Saat mengucapkan selamat berpisah pada Anusak. Lokal guide selama di Thailand. Orangnya lucu dan baik. Dia bersedia mengantar aku ke Hard Rock baik di Pattaya maupun di Bangkok. Juga dia mau antar peserta lain untuk melihat Thai Girl Show walaupun dia juga penat dan capek. Ceritanya lucu dan suka menyanyi lagu Indonesia. Sering usil dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang salah untuk kemudian kami perbaiki. Thanks a lot to Anusak. Cerita tentang Thailand sangat berguna dan membantu dalam penulisan blog ini. Tanpa ceritanya tulisan ini garing dan tidak ada tambahan wawasan tentang Thailand.

Sayonara. Selamat tinggal. Good Bye. Cai cien to Thailand and welcome to Singapore.


SINGAPORE

Sekitar pukul 22.30 kami keluar dari airport menuju Orchard Hotel di dekat Orchard Road yang terkenal. Tiba dihotel dan dapat kunci, sudah pukul 24.00. Capek, ngantuk bercampur jadi satu. Maka apapun yang dikatakan Lokal guide di sini tidak masuk telingaku. Yg aku tahu cuma besok acara bebas.
So.....

Well, rasanya tidak ada yang dapat aku tuliskan disini karena tidak tahu apa yang harus kutulis selain rasa capek dan sedikit kecewa dengan pengaturan jadwal dari travel yang aku ikuti.




Sent from my BlackBerry® wireless device

Thailand Tour - Bangkok ( day 6 )

Tepat jam 6 pagi, alarm berbunyi. Langsung tanpa basa basi aku ke kamar mandi karena tour berangkat jam 8 pagi. Acara hari ini adalah keliling kota Bangkok + shopping.

Naik bus kami menuju Istana Raja (ROYAL PALACE). Berbeda dengan di Jepang dimana istana raja tidak boleh dimasuki, sedangkan di Thailand dibuka untuk turis. Kompleks istana yang lama dibangun sejak Thailand menang perang yaitu Raja yang pertama tahun 1782. Namun istana dibangun kembali sejak Raja Thailand ke 5. Karena Beliau pernah tinggal di Eropa sewaktu mudanya, maka bentuk istananya adalah perpaduan antara bentuk bangunan Thailand dan Eropa. Sangat indah dan unik. Ada bagian tertentu yang full dengan budaya Thailand terutama pada kuilnya. Sedangkan tempat tinggal Raja sendiri berbentuk seperti layaknya istana di Eropa. Namun sekarang Raja (telah berusia 82 tahun) dan Ratu tidak tinggal disini. Mereka tinggal di Istana yang lain yang sangat luas dan dikelilingi oleh tanaman seperti layaknya kebun raya. Oh ya, Raja sangat menyukai tanaman sehingga pertanian Thailand berkat Rajanya (terutama di wilayah Utara dimana dulunya miskin dan kemudian berangsur lebih makmur berkat kemajuan pertanian yang digagas oles sang Raja. Karena itu tidaklah heran jika rakyatnya sangat mencintai, mengagungkan dan menghormati.



Kemudian bangunan lain ada yang bangunannya model Eropa sedangkan atapnya model Thailand. Sangat unik dan menarik namun sedap dipandang dan indah. Disinilah disemayamkan abu jenasah Raja kelima.


Kuilnya sangat indah. Bertahtakan permata dan berlapiskan emas. Ada juga stupa yang terbuat dari emas murni. Benar-benar dari emas. Kuil ini merupakan tempat sembahyang Raja dan Ratu. Di dalam kuil (sayang tidak boleh difoto) banyak ukiran dan gambar dari semasa hidupnya Sang Budha. Sangat indah. Didalamnya ada patung Budha yang terbuat dari batu giok dan uniknya patung tersebut diberi baju yang berlapiskan emas permata. Ada 3 macam baju yaitu baju musim panas, musim dingin dan musin hujan yang modelnya berbeda. Sekali lagi sayang tidak bisa difoto.

Keluar dari Istana, tepat didepannya ada bangunan baru yang berarsitekturkan khas Thailand sedang kebut dibangun. Targetnya adalah tanggal 17 November. Ada apa dengan tanggal 17 November?? Ternyata pada tanggal itu adalah saat pembakaran jenasah kakak wanita Raja Thailand yang sekarang ini. Beliau juga adalah kakak dari alm Raja sebelumnya yang meninggal saat umur 19 tahun. Bangunannya sangat besar dan letaknya ditanah lapang. Setelah proses pembakaran selesai, bangunan tersebut dimusnahkan. Rasanya kok sayang ya bangunan bagus-bagus terus dimusnahkan.
But, mungkin itu adatnya.
Dimana-mana banyak dipasang foto beliau. Karena rakyat Thailand sangat bangga dan hormat pada keluarga kerajaan. Masih terlihat cantik.

Lepas dari sana, kami jalan kaki untuk naik boat keliling kota di sungai CHAO PRAYA. Sungainya sangat besar dan arusnya deras seperti di Kalimantan. Bingung juga ya, kenapa kok bisa berombak. Apa karena pengaruh angin atau apa. Atau karena perahu boat tiap hari lalu lalang sehingga menimbulkan riak disana. Kedalaman sungai tersebut sekitar 30m. Dikiri kanan sungai dapat dilihat kompleks Istana, kuil Dewi Kwin Im (disini kita dapat memberi makan ikan patin yang hidup disungai. Dan ikannya sangat besar). Ada juga universitas dll. Juga rumah penduduk dari yang bagus hingga yang agak kumuh. Selain itu ada gudang penyimpanan perahu kerajaan dan sekarang dijadikan musium.
Beberapa tahun yg lalu disekitar sungai banyak pedagang yang berjualan dengan menggunakan perahu atau lebih dikenal dengan nama floating market atau pasar terapung. Persis di Kalimantan. Namun sekarang sudah tidak lagi karena sungainya mulai menghitam dan berbau. Sayang sekali. Akibat kemajuan industri dan modernisasi, air sungai menjadi korban.

Dari sana kami berhenti di kuil WAT ARUN. Kuil yang terkenal di Thailand. Cuma kami tidak naik sampai ke atasnya. Hanya dibawah saja. Tangganya tinggi dan sangat panas. Aku sudah hampir pingsan karena tidak tahan dengan udara yang panas. So kami masuk ke areal orang berjualan souvenir khas Thailand. Setelah beli beberapa barang terutama magnetik untuk koleksi, kami keluar. Diluar kompleks ada juga yg berdagang. Harganya???
Ternyata lebih murah. Jika magnetik di dalam 6 bijinya 350 bath. Didepan ada yg 5 bijinya 250 bath. Eh gak taunya tak jauh dari sana 3 biji seharga 100 bath. Duhhhh sakit hati deh. So, aku langsung aja bilang ama yg lain untuk belanja di depan. Kasihan pedagang yang diluar kompleks harus nunggu limpahan dari yang di dalam kompleks. Barang yg sama tapi lebih murah.

Ok. Dari sana berperahu untuk terakhir kalinya dan tidak sampai 5 menit, kami tiba di di kuil tempat patung Budha tidur atau RECLINING BUDDHA yang sangat besar. Setelah copot sepatu, kami masuk dan melihat patung Reclining Budha yang juga merupakan patung terbesar didunia. Ada juga sih yang terbesar juga, letaknya di Myanmar. Cuma aku lupa lebih besar mana antara yang di Myanmar dengan yang di Thailand. Maklumlah aku kesana 10 thn yg lalu dan waktu itu aku tidak mencatat berapa besarnya. Hanya saja menurut Guidenya, baik di Myanmar maupun di Thailand merupakan 2 terbesar didunia. Kami tidak lama disana.

Perjalanan dilanjutkan dengan lunch secara buffet disuatu restaurant yang sayangnya tidak tercatat karena tidak terlalu istimewa. Kali ini aku buka dengan papaya salad. Enak juga dan tidak terlalu pedas. Cuma disini tidak ada daun seladanya. He...he.... Aku makan seporsi besar papaya salad dan kutambahin dengan kacang tanah goreng.... Benar-benar enak. Cuma yang membuat aku kurang suka adalah adanya ebi. Maka kusingkirkan ebinya.

Rasanya kurang afdol jika tanpa Tom Yam. O...o ternyata tak ada Tom Yam yang ada cream soup dan spicy prawn soup. So, aku ambil itu aja dan kutambahib dengan perasan jeruk nipis untuk mendapatkan rasa asam. Hmmm... Lumayan deh.

Makanan yg lain adalah beberapa makanan Thai, chinese food and beef stew. Oh ya ada noodle. Karena selama di Thailand tidak pernah disuguhi daging sapi maka dengan senang hati aku mengambil 2 potong kecil sekitar 4cm diameternya dengan ketebalan sekitar 1 cm. Rasanya lumayan.

Setelah itu aku mengambil fish ball nodlle. Mienya bisa milih so'un, bihun atau kwetiau. Aku milih kwetiau. Rasanya biasa saja. Tapi didepannya ada deretan bumbu antara lain: jeruk nipis, cabe kering, gula, kecap dan saun bawang. Well, yang aku sempat bingung adalah kenapa hampir disetiap masakan Thai selalu ada gula, kecap asin dan cabe kering. Apa orang Thai suka manis? Entahlah....

Lunch kututup dengan es campur ala Thailand. Rasanya seperti es campur di Surabaya. Nothing spesial.

MABOONKRONG alias MBK.
Selanjutnya kami diantar ke mal yang terkenal di Thailand. Seperti Mangga Dua di Jakarta atau Pasar Atum di Surabaya. Barangnya murah-murah. Cari apa aja ada terutama untuk barang tiruan dari merk terkenal seperti Louis Vuitton, Dior, channel dll. Yang banyak adalah LV dan Prada. Merk lainnya juga ada sih. Disini aku melihat tas Dior hitam yang aku taksir waktu aku masuk toko Dior di Plaza Senayan Jakarta. Sepintas mirip namun logo dan tentengannya berbeda. So, masih kelihatan palsunya. Untung aja beda. Kalo sama, duh gak jadi beli aku. Padahal aku sangat naksir dan lagi ngumpulin duit untuk membelinya.

Karena penasaran ama yang namanya makanan khas yaitu Cassava dan ketan durian. Maka aku tanya sama Guidenya, dimana aku bisa makan durian dan cassava alias ubi kayu manis yang disiram dengan santan kental. Ternyata di food courtnya ada. Ok, maka akupun mencarinya. Tiba di lantai 6, aku segera mencarinya. Setelah ketemu aku membelinya. Harganya cukup murah yaitu 30 bath per porsi. Disini kalo mau beli makanan di food court, harus beli kupon dulu. Aku beli hanya 70 bath saja. Cukup untuk beli ketan durian, cassava dan sebotol air mineral. Rasanya??? Untuk ketan durian, rasanya sangat enak. Ketannya pulen dan legit. Duriannya asli lho, langsung dari buahnya yang diiris langsung dan disajikan di atas ketannya. Kemudian disiram kuah santan yang cukup manis. Benar-benar sangat sesuai dengan selera dan mengobati rasa kangen makan ketan durian yang tersohor. Oh ya selain ketan durian juga ada ketan mangga. Selain durian di Thailand juga terkenal mangganya. Buahnya mangganya juga fresh dan masih utuh. Merah kekuningan dan manis tanda masak dipohon. Namun aku tidak makan ketan mangga. Oh ya untuk mangga muda, aku beli di tukang buah seharga 15 bath perbiji. Walaupun muda namun rasanya sangat manis dan masih keras. Benar-benar enak.
Untuk sweet cassava rasanya biasa saja karena ubinya masih keras.

Tidak lama kami di MBK karena kami harus makan malam. Kali ini makan di restaurant Chinese food yang katanya enak. Namun saat kami disana tempat itu sangat sepi. Kami makan udang rebus. Kepiting masak telur (tapi bukan telur asin), tauge dicah dengan tahu. Sayur sawi hijau dicah. Soupnya adalah rumput laut dengan ayam (segar dan seperti masakan mamaku). Kemudian tauge dan potongan tahu halus yang dibungkus dengan telur goreng (seperti omelet). Tak lupa ikan tim.
Overall, rasanya enak. Hanya saja aku mulai merindukan masakan Indonesia. Hiks...hiks...

Selesai makan rencana ke night market yang juga terkenal. Namun karena macet...cet... Serta busnya tidak dalam kondisi prima alias ACnya mati, maka kami batal kesana dan balik hotel. Karena sudah kemalaman dan peserta yg lain terutama anak-anak sudah capek dan mau tidur.
Perjalanan ditutup dengan kemacetan luar biasa di Bangkok seperti di Jakarta. Sekitar hampir 2 jam kami kena macet.


Sawasdeeka



Sent from my BlackBerry® wireless device

Wednesday, October 1, 2008

Thailand tour - Pattaya - Bangkok (day 5)

Hari niat berniat jalan-jalan di pantai di Pattaya tapi apa daya hujan deras. Jadi sebel karena sudah bangun pagi-pagi dan niat jalan-jalan. Eh gak tahunya hujan.

Well, menu sarapan pagi tidak terlalu banyak pilihan. Aku cuma makan sandwich dari gandum yang kuisi dengan sayur selada segar, irisan mentimun, telur mata sapi, irisan tomat dan irisan keju cheddar. Kemudian minum juice buah + potongan buah segar.

Perjalanan hari ini dimulai dengan mengunjungui NONG NOOCH Tropical Garden Village dimana kami disuguhi tarian kebudayaan Thailand dan thai boxing (dalam bentuk seperti atraksi aja). Tempat ini dulunya memiliki pohon durian tapi kemudian berubah. Sekarang sebagai tempat penyilangan tanaman anggrek. Ada juga areal kebun karet yang akam dijadikan kebun binatang juga karena pohon karetnya sudah tidak produktif lagi.
Selain melihat kesenian dan kebudayaan Thailand, ada juga atraksi gajah. Pintar lho gajahnya bisa main sepak bola, basket,bowling, lempar panah ke balon, berdisco bahkan menggendong orang dengan belalainya dan memijat (pakai belalai dan kaki) dll. Ada juga yang suka iseng dan goda pengunjung yg mau dipijat. Cukup atraktif, lucu, dan bagus.
Bisa juga foto dengan gajah.
Cuma aku gak foto dengan gajah tapi ama..... Koko simon..... Huhhhh simonyet atuh. Awalnya rasanya gimana gitu antara geli dan takut. Takut kalo digigit ato diusilin gituu.
Saat terpegang, ternyata telapak tangannya cukup halus. Cuma rambutnya kasar seperti sapu ijuk. Baru kali ini bersetuhan dan dipeluk sama monyet. Ha...ha....



Makan siang juga ditempat ini. Kali ini buffet. Namun pilihan tidak terlalu banyak. Aku cuma mencicipi papaya salad (enak dan tidak terlalu pedas), spicy shrimp soup ( biasa aja) , nasi + ayam goreng (standard saja rasanya) + sayur + telur goreng (rasanya sih seperti telur dadar biasa). Biasa aja ya makanannya. He...he....

Duh..... Hari ini aku ngantuk banget dan mood gak terlalu bagus. Maybe akibat kurang tidur. So, waktu diajak ke perusahaan madu, aku terkantuk-kantuk saat petugasnya menceritakan manfaat madu. Dan tidak konsen sama sekali. Hanya sepintas mendengar bagaimana cara mendeteksi madu asli. Salah satu caranya adalah dengan mengoleskannya ke kertas tisu. Jika asli, maka tissue nya tidak robek atau tidak basah. Jika palsu maka akan ada air dan gulanya dan itu yang membuat tissue basah. Selain itu, tidak ada deh yang masuk kedalam telingaku.

Kemudian kami diajak ke GEMS GALLERY yang merupakan perusahaan permata terbesar. Uniknya kami diajak keliling dan mendengarkan presentasinya dengan naik kereta seperti kereta di Disney Land jika masuk dan keliling dalam rumah hantu. He...he....

Seperti layaknya ikut tour, kami pasti diajak untuk mengunjungi produk-produk negara yang dikunjungi. Setelah ke perusahaan madu, permata dan nantinya ke tempat jual manisan dan snack.
Disini dijual macam-macam asam, durian (dodol dan keripik), keripik cumi dll. Banyak dan boleh icip-icip sebelum beli. Ada juga buah-buahan terutama durian monthong. Tapi hari ini aku gak makan durian. Tenggorokan mulai sakit. Rasanya kebanyakan makan gorengan dan kurang tidur.

Malamnya kami tiba di Bangkok dan sebelum check in di Baiyoke Sky Hotel, kami makan malam di Royal Garden. Tempat ini dibangun tahun 1991 dan merupakan restauran chinese food terbesar didunia dan pernah masuk Guiness Book of Record lho. Saking besarnya, pelayan yg mengantar makanan harus memakai sepatu roda. Dan saat aku masuk, memang besar dan panjang. Sampai tak terlihat ujungnya. Ada semacam danau yg mengelilingi. Bentuk bangunannya sendiri sangat mirip dengan bangunan di Tiongkok. Yang banyak bangunan terpisah dalam satu tembok yang besar yang mengelilingi paviliun-paviliun. Ditengah-tengah (bener gak ya ditengah) ada panggung yang menyajikan hiburan musik dan ada juga tariannya. Bagus tempatnya dan menyenangkan. Ada juga ruang VIP.

Bagaimana dengan menunya??? Hari ini aku tidak menemukan Tom Yam. Peserta lain sih merasa bosan, cuma aku sih enjoy aja karena Tom Yam adalah salah satu makanan favoritku.
oh ya, menu hari ini:
1. Ikan goreng yg diberi kuah pedas dan disajikan di piring berbentuk ikan seperti dalam menyajikan ikan tim. Rasanya sih biasa saja.
2. Sayur mayur rebus + sambal terasi (seperti lalap matang gitu di Indonesia)
3. Ikan goreng yang ditopping ama papaya salad. Rasanya cukup ok.
4. Ayam goreng (aku tidak coba)
5. Kang kung
6. Semacam rambak + ikan teri dan bawang bombay.

Sayang sekali aku gak bisa ambil fotonya karena keburu sudah langsung diserbu begitu keluar.

Aku heran, sudah 5 hari aku disini dan gak pernah disuguhi daging sapi dan babi. Kalo babi, aku sih gak masalah karena memang gak bisa dan maybe karena pesertanya adalah orang Indonesia, maka menu daging babi ditiadakan. Karena penasaran, bertanyalah aku sama Anusak (lokal guide), tentang daging sapi. Ternyata di Thailand mayoritas beragama Budha dan ada juga yang Hindu maka rata-rata tidak makan daging sapi. Karena itu jarang menyajikan masakan berbahan daging sapi. Tapi ada juga yang jual masakan dengan bahan daging sapi.

Selesai check in di hotel, rencana sih mau nonton Thai Girl Show. Konon belum ke Thailand namanya jika tidak kesini. Ini adalah pertunjukkan khusus dewasa. Namun aku batal ikut karena malas dan ngantuk. Juga mau selesaikan menuliskan perjalanan hari ini di blog ini.
Entah gimana dengan peserta yang lain. Sebenarnya sih sangat penasaran. Pengen tahu seperti apa sih atraksinya. Konon mencengangkan.

Tak terasa mata sudah semakin cape. Sawasdeeka....





Sent from my BlackBerry® wireless device