Wednesday, June 25, 2008

Nasi kikil @ Jombang - Jawa Timur

Semalam pas ada acara di Jombang, aku diajak sama teman disana untuk mencicipi nasi kikil yg konon sangat lezat.
Saat mendengar kata nasi kikil, terbayang lontong kikil + kuah yg berlemak seperti di Surabaya. Dan gak bisa kubayangkan gimana ya rasanya kalo lontong diganti dengan nasi? Gak berani membayangkan deh...

Pada pukul 22.30 kami kesana dengan sedikit dag..dig...dug... karena konon baru buka jam 23.00. Namun dulunya baru buka jam 02.00 dini hari.

Dalam perjalanan menuju kesana (dengan sedikit menahan rasa sakit di gigi) aku masih saja membayangkan gimana sih rasanya.
Kemudian temanku bercerita kalo disepanjang jalan itu ada sekitar 7 tempat yg menjual nasi kikil tapi yg paling enak adalah yg berbata merah. Karena itu tempat tersebut terkenal dengan nama "Nasi Kikil Bata Merah".

Tak lama kemudian dari jauh sudah terlihat tempatnya yg bercat warna merah dan lampunya juga sudah dinyalakan. pertanda bagus nih karena ternyata sudah buka.
Sesampai disana masih ada 1 orang yg sedang makan. Aku bingung melihatnya karena kok makannya di pincuk? (makan di daun pisang). Mana kuahnya???

Saat memesan, aku melihat si Ibu lagi mengambil nasi putih yg masih mengepul terus menyendok sayur lodeh. Disamping panci besar berisi lodeh, ada 3 panci yg berisi paru goreng, kikil goreng dan empal serta lidah goreng (yg terakhir ini bisa memilih sendiri sesuai selera)
Tapi yg standard adalah nasi + sayur lodehnya.

Giliranku memesan tiba, berhubung sudah malam dan kondisi perut yg masih kenyang + gigi yg sedikit sakit, aku memesan nasi yg sangat sedikit (sekitar 5 suap) dan ternyata sayur lodehnya juga dikit aja (sesuai dng nasinya) + empal goreng.

Biasanya orang disana makannya dengan memegang pincuk yg berisi nasi kikil tersebut. Tapi berhubung masih panas, aku memakannya dnegan meletakkan di meja. Kuah lodehnya sedikit keluar. He...he...

Sesuap nasi + lodeh yg masih mengepul masuk dan mulai kurasakan. Hm... boleh juga. Kemudian empalnya. Lumayan empuk sih dan rasa empalnya lumayan enak. Yang uniknya, didalam sayur lodeh itu juga disertai dengan potongan kecil kikil yg empuk dan enak.
Overall rasanya memang enak dan perlu didatangi lagi kapan2.
Segelas teh manis hangat menutup acara makan2 ini.

Tapi saat kuamati, nasi kikil ini mirip dengan nasi Bok yg di Malang. sama-sama memakai kuah lodeh dengan lauknya yg bisa memilih sendiri.

Karena ditraktir, jadi tidak tahu deh berapa harganya.

Lokasinya: dari arah jombang belok kiri lalu sampai diperempatan belok kiri lagi. Lurus aja dan letak warungnya di sisi kanan jalan. He..he.. dari pada salah, kata orang Jombang, warungnya letaknya ke arah Pare kalo dari Jombang.

Wednesday, June 11, 2008

Banjir dan transportasi

Saat saya di Hong Kong, pada hari Sabtu 7 Juni 2008, banjir dan longsor melanda HK setelah mengalami hujan deras selama 2 hari.
Akibatnya kemacetan melanda disana dan jalur menuju bandara lumpuh. Konon banyak penerbangan yg tertunda. Entah karena banjir atau karena cuaca. (berhubung saya tidak mengerti bahasanya jadi tdk tau secara specific).

Pada hari sabtu itu, kakak ipar saya akan pulang ke Indonesia dengan pesawat jam 15.30. Pada pagi harinya kami diberitahu bahwa jalur ke bandara ditutup karena longsor dan banjir. Maka paniklah kami. Sedangkan bila merubah jadwal harus menunggu Selasa (karena Garuda tidak ada pada hari Minggu dan SEnin).
Untunglah (masih untung ya), teman kami yg di HK memberitahukan untuk naik taxi dari tempat kami menginap menuju ke Central Station. Disana ada counter2 dari semua maskapai di bandara yg membuka counter dan bisa city check in disana. Maka dengan hati deg-degan, saya menemani kakak ipar kesana untuk melihat gimana sih mini airportnya dan mencari tahu bagaimana caranya supaya besoknya jika saya kembali ke Indonesia jiika masih banjir, saya sudah tahu caranya.

Saat tiba di Central Station, situasi disana cukup ramai dan ada pengumuman no counter dari tiap airlines. Dan ternyata memang bisa city check in disana. Perjalanan ke airport sendiri via MTR di Central Station yg memiliki jalur khusus utk menuju bandara. tentu saja bebas banjir dan macet. He...he...
Biaya taxi HKD 50 dan MTR menuju airport HKD 100 / org.
(bila naik taxi habis HKD 400).

Tak sampai 30 menit sudah nyampe di airport.

Hal yg sama juga dialami dengan bandara Soekarno Hatta. Jika hujan deras, sering terjadi banjir di jalan menuju bandara. Namun sayangnya, tidak ada jalur alternatif yg bisa membuat penumpang keluar masuk dengan mudah jika ada kejadian semacam itu.
Kalaupun city check in umumnya di counter masing2 maskapai yg lokasinya berjauhan dan tidak berada dalam 1 lokasi. Merepotkan.

Kapan ya negara kita bisa maju dan memiliki akses yg bagus untuk menuju bandara seandainya terjadi hal2 yg tidak diinginkan terjadi? Mengingat bandara merupakan pintu gerbang untuk memasuki suatu negara / kota. Apalagi Indonesia sudah mencanangkan Visit Indonesia Year 2008.
Jadi bermimpi nihhh....

MTR di Hong Kong

Saat di HK, saya bersama mama (pakai kursi roda) dan keluarga selalu pakai MTR jika mau kemana-mana. Lebih murah, nyaman, aman dan gak macet.
Mama saya sebenarnya bisa jalan dan sehat. tapi karena kita ingin dia bisa ikut jalan2 terus maka kami membawa kursi roda untuk dia pakai supaya tidak capai jalan kaki.

Saat di stasiun MTR, kami mencari-cari dimana gerangan lift penumpang supaya mama tidak perlu turun dari kursinya dan kami tdk perlu repot2 mendorong kursi naik turun eskalator. Maka sayapun mencari customer servicenya dan mengatakan bahwa kami mencari lift karena membawa penumpang yg memakai kursi roda. Tanpa ba bi bu, langsung ada petugas yg mengantar kami naik lift hingga masuk ke MTR (termasuk menyediakan plat miring supaya kursi roda bisa didorong dengan mudah masuk ke MTR). Kamipun dipilihkan gerbong yg sepi dan memang khusus untuk pengguna kursi roda. Petugasnya bertanya tujuan kami akan kemana? setelah tahu tujuannya, diapun mengontak petugas di stasiun kedatangan untuk "menyambut" kami dan mengantarkan kami hingga di tempat tujuan kami (keluar dari lingkungan stasiun).
Dan memang benar saat pintu kereta terbuka, sudah ada petugas yg siap dengan plat miring lagi supaya kursi bisa didorong keluar dengan mudah dan kamipun diantar hingga lift dan diberitahu arah kemana kami harus tempuh.
Benar2 service yang bagus.

Tidak hanya di MTR, di mall pun demikian. Saat kami tidak menemukan lift, kamipun bertanya sama information disana. Serta merta mereka memanggil security disana dan mengantar kami hingga di lift.

Benar2 service yg sangat memuaskan dan bagus bagi pengguna kursi roda disana. Bagaimana dengan di Indonesia?
Sejauh ini saya belum pernah mengalami dan juga jarang terlihat pengguna kursi roda berkeliaran di mall maupun di stasiun. Mungkin lebih memilih tinggal diam dirumah atau naik mobil pribadi. Who knows???

Transportasi & kenaikan BBM

Dengan kenaikan BBM dunia, otomatis biaya transportasi pada naik semua. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Kebetulan saat ramai2nya demo di Indonesia yg menentang kenaikan BBM, saya melancong kenegara tetangga.

Di Singapore, kenaikan BBM juga melanda negara kecil itu. Namun saya tidak melihat demo dimana-mana (entah sebelumnya). Namun yg sangat terasa bagi turis seperti saya adalah kenaikan tarif taxi. Tahun lalu saaat saya kesana juga, tarif taxi dari daerah River Valley ke Mt Elizabeth sekitar SGD 7, sekarang menjadi SGD 10. Lumayan banyak ya naiknya. Tarif bis kota juga naik dari SGD 0.8 menjadi 0.9.
Dengan demikian walaupun ada kenaikan tarif, namun penumpang bis kota mengalami kenaikan yg tidak terlalu banyak. Hanya 0.1 sen saja.
Sehingga penduduk sana maupun turis seperti halnya kami akhirnya memilih naik bis kota yang bagus dan bersih. Dengan tujuan yg sama saya (bila seorang diri) bisa menghemat SGD 9. Jumlah yg sangat lumayan. Namun bila berempat (maksimal jumlah penumpang taxi) akan menghemat SGD 5. Masih lebih murah.

Hanya faktor jarak ke halte bis dan kepraktisan saja yg terkadang membuat saya memilih naik taxi. Contohnya dari tempat tinggal ke Mt Elizabeth hospital memerlukan waktu sekitar hampir 10 menit jika naik taxi namun akan menjadi lebih dari 20 menit jika naik bus.
Jarak dari apartemen ke halte ditempuh dengan jalan kaki sekitar 5 menit. Belum lagi menunggu bus datang. Setelah itu bus akan berhenti di 4 halte lagi sebelum tiba di tujuan saya yaitu di depan Lucky Plaza di Orchard Road. Dari Halte ke RS dengan jalan kaki sekitar 4 menit.
Sebaliknya jika mau pulang, jalannya lebih jauh lagi. Bisa2 10 menit dari Mt Elizabeth ke halte.
Karena membawa pasien biasanya saya naik taxi.
Tapi jika mau ke kawasan orchard dan sendiri, saya memilih naik bus.
he...he...

Lain Halnya di Hong Kong. Saya jarang naik taxi di sana. kebanyakan naik MTR ( kereta express bawah tanah). Bayarnya lumayan murah juga tapi tergantung jarak tempuhnya.

Di kedua negara tersebut, sangat banyak org yg naik MTR, MRT (di singapore) maupun bus. Orang perkantoranpun banyak yg naik kendaraan umum. Banyak lho yg keren2 dengan aksesoris dari merk ternama juga naik kendaraan umum disana. Sangat praktis dan murah.
Fasilitasnya juga bagus. rata2 kendaraan umum disana bagus, tertib jamnya, bersih, aman dan penumpangnyapun tertib dan wangi2.

Seandainya saja di Indonesia transportasi publik dibuat senyaman, seaman dan sebersih mungkin, saya yakin akan banyak penduduk yg lebih memilih naik kendaraan umum daripada mobil pribadi. Dengan demikian kemacetan akan lebih teratasi dan BBM tidak terbuang sia2 akibat kemacetan. Belum lagi ongkos yg lebih murah daripada naik kendaraan pribadi.
Jadi bermimpi kapan transportasi publik di Indonesia seperti di negara tetangga.

Pelayanan di Airport Juanda Surabaya bagi pengguna kursi roda

Baru-baru ini saya melancong ke negara tetangga dan saya mengamati airport negara tetangga dan saya bandingkan dengan airport Surabaya. Namun bukan segi besarnya airport yang saya amati namun sisi pelayanan bagi penumpang pemakai kursi roda.


Pengamatan saya dimulai saat di bandara Changi Singapore. Kebetulan ibu saya baru memakai kursi roda sejak di Singapore (bukan karena sakit lho, hanya karena jalannya jauh dan kami tidak ingin dia capek jalan). Seharusnya kursi rodanya bisa dimasukkan bagasi dan kami bisa minta kursi rodanya bandara namun karena demi mengurangi bagasi maka kami putuskan untuk memakai kursi roda sendiri.

Saat check in di bandara, kami katakan pada petugas Singapore Airlines bahwa ibu saya memakai kursi roda. Diapun bertanya apakah bisa jalan? Saya katakan bisa dan kami pakai kursi sendiri. Tak lama kemudian diapun menghubungi petugas bandara khusus bagian pengantar kursi roda untuk mendorong kursi roda ibu saya. Kami yg pertama kali melakukan ini sempat merasa gak enak karena diantar dan kebetulan mau lihat2 toko disana. Namun petugas ground SQ tetap kukuh untuk mengantar sejak dari counter check in. OK lah daripada ribut2. Ternyata tidak salah kalo kami akhirnya "terpaksa" menerima karena pada saat masuk ke imigrasi, kami melalui jalur khusus crew dan tdk perlu antri di depan counter imigrasi yg lumayan banyak pengantri. Thanks God.
Saat mau ke tioletpun tetap diantar bahkan keluar masuk Duty Free. Layaknya menggaji seorang suster deh. he...he...
Masuk ke pesawatpun diantar dan malah sama pramugarinya dituntun hingga duduk dan diberi selimut. Lumayan.
Begitu pula saat mau keluar dari pesawat, kami keluar terakhir bersama dengan penumpang lain pemakai kursi roda. Di dpn pintu pesawat sdh menunggu barisan pengantar kursi roda.

Bandara International Hong Kong. Saat tiba di Hong Kong kamipun tidak perlu antri di counter imigrasi yg ajubilahhhh banyak yg antri. Lagi2 jalur khusus kami lalui dan hanya paspor kami yg diminta dan petugas yg membawa masuk dan memintakan stempel imigrasi dari petugas bandara. Keuntungan lagi. Dalam hal bagasi pun demikian, bagasi kami diberi tanda khusus dan lagi2 kami dibantu untuk angkat bagasi. Service yg memuaskan.
Saat kembali dari HK utk menuju Indonesia via Singapore lagi, pelayanan yg sama kami dapatkan sejak dari check in hingga masuk pesawat. Yg paling menyenangkan adalah kami diantar dengan mobil bandara saat pindah terminal (krn transitnya cuma 1 jam dan perlu jalan yg lumayan jauh) di Singapore. Bayangkan dengan naik mobilnya saja memakan waktu tempuh sekitar 10 menit apalagi kalo jalan kaki.

Bagaimana dengan di Indonesia khususnya Surabaya???
Pikiran saya jadi agak terganggu sedikit. Akahkah pelayanan yg sama kami dapatkan atau malah lebih buruk?
Sesampai di Surabaya, petugas bandara sdh menunggu di pintu pesawat. Good poin. Berarti sama.
Kemudian saat lewat imigrasi juga diperlakukan yg sama. Very good. Gak kalah.
Ambil bagasi juga dibantu. He...he... sangat bagus karena koper lumayan berat.
Dan diantar hingga di mobil.
2 thumbs for Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Bagusnya lagi petugas di Juanda tidak mau menerima pemberian tanda terima kasih kami (semacam TIP gitu). Sedangkan di Singapore dan Hong Kong mau menerima.

So, kesimpulananya pelayanan di bandara Juanda untuk pengguna kursi roda tidak kalah dengan di Changi dan Hong Kong bahkan lebih bagus karena tidak mau terima tip. Bukan masalah uangnya tapi ketulusan membantu dan menjadikan pelayanan itu sebagai bagian dari pekerjaannya. Salut buat petugasnya.
Semoga hal ini bisa berlangsung terus dan mendukung Visit Indonesia Year karena pelayanan yg bagus di bandara sangat penting mengingat bandara adalah pintu gerbang saat memasuki suatu negara / kota.


NB: entah bagaimana dengan maskapainya. Mengingat saya memakai SQ bukan GA.

Wednesday, June 4, 2008

Disneyland, HK

Hari ini keturutan deh mengunjungi tempat bermain terbaru milik Walt Disney di Hong Kong.
Disneyland Hong Kong merupakan rangkaian resort dan taman bermain yang letaknya di Pulau Lantau dekat dengan airport HK.

Kami kesana naik MTR dari kawasan Causeway Bay. Naik MRT ke jurusan Central dulu lantar ganti MTR ke jurusan Tung Chung. Kemudian di Sunny Bay ganti MTR ke Disneyland. Unik banget MRT nya. Kaca jendelanya berbentuk kepala Mickey Mouse yg terkenal itu. Kursinya mewah dan ada gerbong khusus utk orang yg pakai kursi roda. Kursinya nberlapiskan beludru warna biru tua dengan bentuk sofa L. Pegangan tangannya berbentuk kepala Mickey Mouse juga. Diantara sofa ada miniatur karakter Disney yg tersohor antara lain ikon favenya Mickey dan Minni mouse, si kwek2, Snow white, Jimmy Jangrik dll. I gak keliling sih dari gerbong ke gerbong.

Tak terasa kami telah tiba di gerbang Disney dari MRT. Bagusnya kami tdk perlu jalan jauh utk sampai disana. Begitu keluar dari MTR langsung naik escalator dan tiba di jalanan menuju tempat tiket. Oh ya tiket utk weekdays (aku datang rabu) HKD 250 sedangan utk manula / senior citizen cuma 165 HKD.

Di gerbang masuk disambut oleh Mickey yg dsembeur air oleh ikan paus. Di samping kolam ada banyak karakter selain mickey. Ada di Donald yg lg murung.

Seperti di DIsneyland lain, begitu nmasuk langsung disambut oleh deretan toko souvenir di Main Street. Isi tokonya yaitu pernak pernik khas karakter Disney. Mulai dari alat2 tulis, bonek, kaos, peralatan nmakan, pin, magnetik, gantungan kunci dll. Lucu2 dan unik sekali. Sampai rasanya pengen kembali kemasa kanak2 utk bisa memakai semuanya.

Tepat pukul 15.30 parade dimulai. Yg disini paradenya bertemakan air. Jadi kendaraan mereka didesain denganm senmprotan air. Basah semua deh. Seru banget. Hampir semua karakter ada semprotan airnya. Sayang sekali paradenya kurang lengkap.

Arena permainannyapun kurang banyak. Dan tdk antri. Sayang sekali hujan deras dan kami tdk bisa main disana. Jalanpun jadi licin. Walaupun pakai jas hujan rasanya gak enak main2 sambil hujan2 ditambah lagi badan gak fit. Sedangkan perjalanan msh panjang.

For the first time aku hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari 3 jam didisneyland. Duhhhhh sedihnya. Dengan berat hati (terutama aku) meninggal disney dengan MTR kembali ke wilayah causeway Bay untuk antar mama utk istirahat.


Sent from my BlackBerry® wireless device