Sunday, March 23, 2008

Malang, we're coming

Liburan kali ini aku dan teman2 berlibur ke Malang. Awalnya mau ke Bali namun tiket baliknya tidak dapat. So kami ke Malang saja, dan cuma 2 hari saja.

Pada hari Kamis nan cerah sekitar jam 9 pagi kami sudah berkumpul di Pos kami di JSS, dan pada 9.15 kami berempat meluncur ke kawasan manyar untuk menjemput seorang teman yg akan ikut kami ke Malang. Berlima kami menyusuri jalanan nan panjang antara Surabaya - Malang.

Saat tiba di Sidoarjo terjadi diskusi antara lewat kota atau jalur alternatif di Candi. Why terjadi diskusi?? Ternyata di kota ada warung sop buntut yg enak. Namanya Depot Langgeng. Berhubung hari sudah mendekati siang dan sejak pagi belum sarapan, maka keputusan untuk menambah berat badan sekaligus kolestrol yg menang. Menu topnya adalah sop buntut, namun disana juga ada menu yg lain yaitu buntut goreng, rawon, urap2 dll. Pilihan kami berempat di sop buntut hanya Herru yg memilih buntut goreng. Saat tersaji, tampak kuah beningnya dengan 2 potong buntut di mangkuk kami. Dan pada piuring Herru tersaji 2 potong buntut yg digoreng tampaknya enak dengan kadar lemak yg cukup. Setelah aku kasih perasan jeruk nipis dan sambel, hemmm... nyam...nyam... enak banget. Paduan antara rasa asam dan pedas. Karena agak sulit memisahkan daging dengan tulangnya, maka mau tidak mau kamipun turun tangan alias makan pake tangan untuk memisahkannya. Jadi deh ada keasikan sendiri.

Berhubung di radio disiarkan kalau di Raya Porong macet, maka kamipun melewati jalur alternatif di Tanggulangin. Ada cerita yg lucu sekaligus menyebalkan khususnya buat aku sang driver. Saat melewati jalur alternatif, teman2 sudah rame2 urunan uang receh untuk "Pak Ogah" yg bejibun banyaknya. Saat melewati "Pak Ogah" yg pertama, terdengar panggilan tante. Duhh..... emangnya ogut udah tampak tua. Teman2 cekikikan dan jadi tebak2an panggilan apa berikutnya buat aku yg telah berbaik hati membuka kaca jendela dan membagikan berkat uang receh tapi mendapatkan celetukan yg jadi bahan guyonan seiisi mobil. Pada pos kedua, aku dipanggil Bu. Thanks God, masih baik dan rasanya seperti dipanggil anak buahku aja. He..he.... Pada pos ketiga dipanggil Mbak. Wah semakin lumayan nihh... Pos selanjutnya tanpa ucapan terima kasih apapun. Yg menyebalkan pas di tikungan terdengan panggilan Ma. Duhh... sampe shock aku saat mendengarnya. Tertegun dan melongo sejenak. Saat sadar aku tutup jendelanya dan meledaklah tawa Cipto karena aku dipanggil Ma. Duhhh.... mama nih yeee... Untunglah setelah itu tidak ada ucapan terima kasih maupun panggilan apapun. Lengkap sudah panggiulan hari ini.

Hujan deras mengiringi perjalanan kami. Tak terasa kebun raya Purwodadi sudah dekat, awalnya aku pengen kesana krn blm pernah masuk. Karena hujan, kami skip purwodadi dan meluncur ke Sari Rasa di Lawang untuk menyantap tahu petisnya sekaligus toilet stop. Kamipun memesan tahu goreng dan minuman hangat. Tak lama kemudian datanglah sepiring penuh tahu goreng. tampak uap mengepul dari irisan tahunya. Masih panas. Cocok dengan udara saat itu yg dingin dan hujan. Irisan cabe hijau yg puedasss dan dicampur dengan petis sebagai bumbu pelengkap irisan tahu goreng. Nyam...nyam... lezattt sekali. Namun menurut Erni, dia lebih suka yg di RM Tengger diperbatasan antara pasuruan dan Probolinggo. Buat aku tahu goreng disana sudah OK selain di RM Kertonosono beberapa meter dari Sari Rasa.

Hujan masih turun tanpa ampun hingga di malang. Setelah check in di Hotel Graha Cakra, kami menunggu sekitar hampir sejam untuk diajak jalan sama adiknya Pak Rudi (iparnya Erni) yg lebih tahu tentang Malang.

Petualangan kuliner kami di Malang di mulai dari bakso bakar Cak Man. Sayangnya aku lupa mencatat dimana lokasinya. Saat masuk ke warungnya, kami duduk dan ditanyai mau berapa biji. So, kami milih masing2 5 biji bakso untuk dibakar. Ternyata untuk kuah, mie maupun bakso yg lain kami harus self service. So aku cuma meminta kuahnya aja tanpa bakso maupun mie yg lain. teman2 yg lain pada milih bakso juga. Tak lama kemudian terhidang dihadapan kami 2 mangkuk bakso yg telah dibakar bercampur dengan bumbunya yaitu kecap dan sambal. Pantas aja tampak item banget. rasanya hm... OK juga dengan tingkat kepedasan yg lumayan pedesss (buat aku). Kuahnya sendiri terasa kental dengan kaldunya. Tanpa kuberi bumbu yg lain sudah terasa enak seperti kecap, saus, sambal dan tentu saja irisan jeruk nipis.

Selepas dari sana, tujuan kami langsung ke bakso keju di dekat bekas stadion. Baksonya gepeng dan didalamnya ada berbagai macam rasa diantaranya keju, cabai, udang, sayur, leci, anggur, daging asap, jamur dll. Disana juga ada bakso bakar dengan rasa biasa, mayones, kacang dan abon.Juga tersedia siomay dan gorengan. Disana aku cuma nyoba bakso bakar dengan topping kacang dan mayonais, daging asap, rasa keju dan jamur. Rasanya sih biasa aja. Kejunya kurang terasa dan kuahnya terlalu banyak merica dan lebih bening dibandingkan ditempat kami makan bakso bakar. Biasa ajalah. Tidak terlalu istimewa.

Dengan kondisi perut kenyang kami meluncur ke Matos untuk sekedar jalan2 dan turunkan perut. Bayangkan kami Matos itu seperti Citos ataupun Sutos. Ternyata mal biasa layaknya mal yg lain. Kalo di Surabaya mirip dengan pasar atum gitu lah. Disana kami hanya membeli kartu dan ular tangga untuk bekal nanti malam. Juga kue buat camilan yaitu pia dan pisang molen. Capek jalan, kami berniat nyafe. Ngopi sambil ngobrol. karena disana tidak ada tempat yg menarik, kami memutuskan untuk keluar dari sana dan menuju ke Oen di Hotel Tugu. Mulanya kami mau diajak ke Excelso, tapi kami menolak karena di Surabaya juga ada. So, keputusan regu yg menang yaitu ke Oen corner di Tugu.

Namun, gagasan ke Oen berubah menjadi mencicipi kacang kuah hangat + cakue terlebih dulu. Sayang atau untung nih, porsinya tinggal 4 saja. Maka dengan porsi itu dibagi dalam 5 mangkuk. So, kami menikmati makanan itu. Kacang kuah dimakan bersama dengan cakue. Jadi teringat masa kecil dimana sering beli kacang kuah di Bapak2 yg ngider di Kampung dulu.
Teman2 yg lain jadi menyesal karena makan kacang kuah duluan yg menyebabkan perut jadi semakin kenyang.

Selesai makan, kami ke Oen Corner yg di Ijen. Kami tidak jadi yg di Hotel Tugu karena yg di Ijen tampaknya lebih santai. Si kami memilih duduk di sofa sembari menggelar kartu. He...he..
Pesanan minuman hangat dan kue apelnya datang. sayang sekali kue apelnya tidak terlalu enak. Terasa agak melempem gicuuu...
But, tempatnya cukup OK untuk main kartu dan santai.

Menjelang pukul 8 malam, Herru mengingatkan kami untuk makan nasi. Nasi??? astaga??? Berhubung ada info kalo ada nasi bakar, kamipun berniat kesana. namun sayang sungguh sayang, sudah tutup. Akhirnya kami berbalik arah menuju Batu untuk makan sate kelinci. satenya lumayan besar2 irisan dagingnya. karena kondisi perut yg masih terisi, makanannya terasa biasa aja. Apa memang biasa saja??
Awalnya berniat naik ke Batu untuk makan jagung bakar. Namun ditolak mentah dengan alasan kenyang dan di Surabaya juga ada. begitu pula halnya dengan ketan bumbu dan susu segar.
Setelah itu balik ke hotel untuk istirahat dan main kartu menghabiskan malam.

Paginya mereka sudah bangun tinmggal akus eorang yg masih molorrrr....
Cipto membangunkan aku dengan iming2 mau ikut sarapan ato tidak. Walaupun masih malas, namun tawaran itu tidak aku biarkan begitu saja. Yg kuinginkan adalah minum juice dan buahnya. He...he.. Seperti menu breakfast standard hotel lainnya yg berisi nasi goreng, bihun goreng, gado2 (sebagai pengganti salad), macam2 roti, rawon, sosis dkk, irisan buah campur. Aku cuma mencoba bubur ayamnya yg lumayan enak dan sepiring gado2 serta irisan buah. menu lainnya aku tampik. Rawonnya menurut cipto sdh dingin. Namun masih enak.

Selesai breakfast, kami masuk kamar lagi untuk main kartu sambil menunggu waktu check out. Sekitar jam 12-an kami menuju jalan langsep untuk membeli Bakpau di Toko Bakpau Sayang. Ada macam2 rasa yaitu daging (ayam dan babi), srtwawberry, srikaya, kacang, kopi dll. masing2 beli 10 biji untuk dibawa pulang. Namun cipto dan herru sdh mulai memakannya saat di mobil. Dari Toko Bakpao kami meluncur ke Ratna Bakery untuk beli Roll Prune nya yg enak.
Puas beli oleh2, kami meluncur ke Nasi Bok Gang Semarang di Pasar Besar. Nasi campur Madura gicu.. Isinya: sayur lodeh, empal, dendeng (manis dan kelapa), jerohan, tahu dan ayam bali. Juga srundeng. Aku cuma milih dendeng kelapa dan empal + lodeh rebung dengan dibauri srundeng dan dicocolkan kesambelnya. Enak juga sih.

Hujan masih saja mengiringi kepulangan kami ke Surabaya, hingga membuat kami skip tempat yg akan kami datangi yaitu HTS dan bakpo telo. langsung kami menuju Surabaya. Sekitar pukul 15.15 kami sdh tiba di Pos di JSS namun karena masih hujan deras, kami menunggu disana. Wisata kami tutup dengan dinner di Bodaeng Thai di Jl. Embong kenongo.

Benar2 wisata yg menyenangkan. Good friend.. Good time... good food...

No comments: